Aturan Ketat Semi Lockdown, Sanksi Denda

by
Ilustrasi lockdown.
Direktur Eksekutif Cikini Studi, Teddy Yamin. (Foro: Ist)

Oleh: Teddy Mihelde Yamin (Direktur Eksekutif Cikini Studi)

SAMA seperti juga di Jakarta dan kota-kota lain dunia kini Singapore juga sepi dan lengang. Singapore merespon merebaknya virus corona atau Covid-19 dengan ‘semi lock down’.

Bedanya, Singapore menerapkan aturan ketat selama semi lockdown atau masa ‘pemutus mata rantai’ (circuit breaker) sejak 7 April 2020 lalu dengan denda. Misalkan mengantri tanpa jarak saja, bisa dijatuhi denda. Apalagi bila ketahuan tidak memakai masker didenda SGD 300 (Rp3,2 juta).

Karena itu dimana-mana ada antrean, dipastikan pemandangan antrean dengan jarak. Begitulah negara kota kaya ini menertibkan warganya dengan sanksi denda. Bahkan denda hingga SGD 1.000 (sekitar Rp10,6 juta) karena pelanggaran berulang atas tindakan tidak menjaga jarak yang aman, termasuk tidak mengenakan masker di depan umum.

Sejak resmi memberlakukan semi lock down, bagi setiap orang asing yang masuk Singapore wajib dikarantina 14 hari di hotel-hotel yang sudah ditunjuk otoritas/ pemerintah Singapore dengan biaya sendiri membayar sekitar Rp30 juta per orang, kecuali warganya yang datang dari Malaysia. Sedangkan warga Singapore yang datang dari luar negeri, diwajibkan karantina 14 hari di kediamannya.

Namun begitu angka positif Singapore di kurva pandemic Covid-19 dunia (Our World in Data- terlampir) masih terlihat stabil datar walau sudah memperlihatkan tren turun sedikit. Kabarnya mereka yang positif ini banyak berasal dari ‘dormitory’, asrama pekerja asal Bangladesh.

Sementara di banyak pertokoan yang menjual kebutuhan pendukung semi lock down ini terlihat diskon, potongan harga. Tetapi Mall-Mlall di sepanjang kawasan Orchad dan lainnya terlihat ditutup. Supermarket dibuka dengan protokol ‘social distancing’, keluar rumah harus pakai masker, di taman-taman diawasi pakai cctv, dikontrol jumlah pengunjung, fasilitas bersama apartemen seperti pool dan gym tutup. Resto boleh buka hanya boleh untuk take away. Semua perkantor secara umum terlihat harus tutup, WFH.

Dalam pembicaraan dengan supir taxi, dia berkomentar, rasa hormatnya sama pemerintah, karena kebijakan mengena pada semua lapisan, walaupun dia sendiri ngaku bukan dari pro pemerintah.

Dikatakannya, kalau taxi sudah 3 bulan dibebaskan dari biaya sewa mobil dan dapat Bantuan Lagsung Tunai (BLT). Begitu juga untuk yang bergaji tetap dibayar sebesar 75 %. gajinya. Dan secara berkala mingguan Perdana Menteri Lee Hsien Loong muncul di televisi memberi semangat warganya sambil meng-update beberapa informasi penting. ***

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *