Ranah Peradaban di Era Digital

by
Brigjen Pol CDL

PERADABAN di era digital akan ditandai dg sistem2 yg serba berbasis teknologi. Seni budaya merupakan suatu tanda olah rasa bagi persemaian tumbuh berkembangnya suatu peradaban. Tatkala serba digital bahkan sdh muncul digital art yg mampu menembus ruang waktu seolah melibas segala sesuatu yg membutuhkan ruang dan waktu. Mau menikmati karya seni dr jaman pra sejarah sd kontemporer dg cepat ada di tangan. Kekuatan iinternet of thing dg artificial intellegence seolah meruntuhkan gaya lama yg tradisional manual. Seni post modernisme mendobrak yg dianggap modern apalagi yg konvensional.

Karya para maestro dpt langsung dinikmati dipelajari bahkan lorong2 musiumpun terbuka lebar scr digital. Bgm keberlangsungan hidup bagi seni2 yg masih memerlukan ruang dan performancenya masih cara2 konvensional? Seni kontemporer mungkin jg tdk lagi dilirik krn akan dianggap menghabiskan ruang. Timbul pertanyaan bgm seni budaya agar terus dpt hidup tumbuh dan berkembang di era digital? Ini menjadi pekerjaan rumah bagi kita semua untuk tetap memberi ruang.

Seni budaya merupakan suatu solusi spsial obat kepenatan dlm kehidupan sosial. Ruang sosial sbg ranah publik ini menjadi pertanda bagi adanya apresiasi peradaban dan sbg solusi kehidupan. Seni budaya bisa hidup di mana saja dari lorong2 kumuh bahkan kolong jembatan sampai istanapun bisa. Senibudaya sbg bagian olah rasa dan pikir bagi terus bertahannya hidup dan kehidupan manusia merupakan sesuatu yg dibutuhkan bahkan sengaja diciptakan agar ada harmoni dlm kehidupan sosial.

Tatkala kehidupan sosial sebagian beralih ke balik layar dan kebersamaan dlm kehidupan sosial beralih dlm tata kehidupan virtual maka segala sesuatu yg hard yg memerlukan ruang saatnya mjd ranah publik. Yg dirawat dikoleksi di berikan ruang bagi publik oleh pemerintah sektor bisnis maupun dr kalangan akademisi. Dengan demikian seni budaya sbg simbol peradaban akan dapat bertahan hidup tumbuh berkembang dlm ruang yg sehat.

Dalam tata kelola politik sosial budaya kemasyarakatan yg waras maka seni budaya mendapat ruang yg layak untuk mjd persemaiannya agar dpt hidup tumbuh dan berkembang. Tatkala seni budaya terabaikan atau dlm tekanan atau pendiskriminasian apalagi upaya pemusnahan maka dpt 1dikatakan rontoknya suatu peradaban
Hancurnya suatu peradaban akan digantikan oleh segala sesuatu yg kintra produktif. Kebendaan mjd utama jiwa dan kemanusiaan akan dnomorsekiankan atau malah dibelenggu diperdaya sbg robot semata.

Di era digital yg ditandai dg it namun seni budaya konvensional manual semestinya tdk digerus atau digulung bgt saja. Nada suara kata rupa gerak tawa canda semua bs digitalkan namun apresiasi bagi seni budaya maupun bagi seniman dan budayawannya tetap wajib diberikan ruang bernafas shg trs dpt hidup tumbuh dan berkembangnya peradaban.

*Brigjen Pol CDL* – (Direktur Keamanan dan Keselamatan Korlantas Polri)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *