Kecamatan Cidaun, Kaya Potensi Wisata Bahari

by
Muara Sungai Cihea Cidaun-Pesisir Pantai Selatan Cianjur

WILAYAH pesisir pantai selatan Cianjur, terbilang kaya potensi untuk wisata bahari, selain kemolekan pantai dilengkapi mitos dan tradisi tersendiri.

Di kecamatan Cidaun selain pantai Jayanti terdapat pula pantai-pantai yang indah dan menarik perhatian pengunjung, dengan menyuguhkan pemandangan yang masih asri, seperti pantai Cipanglay yang berada di desa Cidamar, pantai Batu Kukumbung dengan mitosnya, Muara sungai Cihea dengan tradisi nelayannya. Jadi, saat ini banyak obyek pantai belakangan mulai dilirik traveller dari luar daerah.

Maman, salah seorang warga disana,menyampaikan, pengunjung datang ke pantai Cipanglay, selalu menyempatkan singgah ke pantai Batu Kukumbung di wilayah Kp. Cigebang, Desa Karangwangi yang mana di lokasi itu terdapat bongkahan bebatuan karang yang memiliki mitos tersendiri.

“Mereka datang ke pantai Cipanglay biasanya berjalan ke pantai Batu Kukumbung yang memiliki mitos tempat menghilangnya Prabu Siliwangi,”ujar Maman salah seorang pedagang makanan.

Konon, menurut orangtua terdahulu, bongkahan batu itu dipercaya patilasan tirakat dan menghilangnya Prabu Siliwangi yang dikejar-kejar anaknya yang bernama Kian Santang.

Sedangkan para pengawal yang mengikuti pengejaran raja dan anaknya itu tiba setelah dua minggu dari menghilangnya sang raja. Karena kelelahan, para pengawalpun beristirahat beberapa hari di tempat itu, sambil menjala ikan.

“Saat Prabu Siliwangi diketahui menghilang di tempat itu, anaknya (Kian Santang) pun mengikuti jejak bapaknya, lalu menghilang juga,” ujarnya.

Menurut Maman, kakeknya sempat menceritakan pengalaman kejadian aneh, saat hujan poe (hujan dibarengi cahaya matahari) dihiasi munculnya pelangi di sekitar Batu Kukumbung kadangkala suka muncul penampakan sejumlah hewan keramat berwujud Maung.

“Hewan keramat Itu, menurut kakek, wujud dari para pengawal kerajaan yang kehilangan jejak raja dan putra mahkota” katanya.

Namun belakangan ini, kejadian tak kasat mata sudah tak terdengar. Mungkin kawasan Batu Kukumbung sering dikunjungi orang, apalagi pada hari libur hingga pantai ini cukup ramai.

“Pelancong, selain menikmati panorama bahari, penasaran juga melihat patilasan Batu Kukumbung” ujar Maman seraya mengungkapkan obyek lainnya.

Tak jauh dari tempat itu terdapat Muara sungai Cisela dengan keindahan alam yang asri, kawasan ini sering digunakan warga untuk upacara tradisi menangkap ikan. Tradisi ini disebut “Nyalawena”

Sebuah tradisi menjelang menangkap ikan. Memohon kepada yang Maha Kuasa untuk menjaga keselamatan nelayan dan melimpahkan ikan yang akan ditangkap.

“tradisi ini rutin digelar tiap tanggal 25 (25 =bahasa Sundanya Salawe), ritual dengan menyuguhkan minimal 7 macam kembang, makanan, buah-buahan dan lainnya” katanya (Yan Sulivantara)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *