Setelah Menyatakan ‘Perang’, Korsel Berhasil Tekan Penyebaran Virus Corona

by
Susana di sebuah rumah sakit saat menangani pasien terinfeksi virus corona.

BERITABUANA.CO, SEOUL – Korea Selatan (Korsel) mengumumkan kasus infeksi baru virus corona terendah dalam sepekan terakhir, sehari setelah pemerintahnya menyatakan ‘perang’.

Pada Rabu (4/3/2020) lalu, Seoul melaporkan 435 kasus, jauh di bawah laporan Selasa (3/3/2020) yang sempat mencatatkan 851 pasien positif. Dilansir AFP, jumlah ini adalah yang terendah sejak 26 Februari, dan terjadi setelah Presiden Moon Jae-in mengumumkan “perang” melawan virus corona.

Total, Korsel melaporkan 5.621 kasus penularan, dan menjadi negara dengan kasus infeksi terbesar di luar negara asalnya, China.

Kemudian dalam keterangan Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea Selatan (KCDC), 32 orang meninggal setelah munculnya empat kasus kematian baru. Untuk memerangi virus itu, pemerintah mencetuskan anggaran ekstra sebesar 11,7 triliun won, atau sekitar Rp 139,8 triliun.

Dana tersebut tak digelontorkan untuk meninggal sistem pencegahan penyakit menular, namun juga mendukung bisnis skala kecil dan menengah. Anggaran itu merupakan bagian paket kebijakan senilai 30 triliun won, atau Rp 358,1 triliun, yang diumumkan Moon pada Selasa untuk menangani ‘situasi suram’ karena corona.

Dalam keterangan kantor kepresidenan Korsel, Moon memilih membatalkan agenda ke Uni Emirat Arab, Mesir, dan Turki pada Maret ini demi fokus kepada wabah. Lebih dari setengah kasus berasal dari Gereja Shincheonji Yesus, sebuah kelompok keagamaan yang kontroversial karena dianggap sesat.

Kasus pertama berasal dari Daegu, kota terbesar keempat di Korsel, di mana pasiennya adalah seorang perempuan berusia 61 tahun. Dia terkena demam pada 10 Februari. Namun dia menolak memeriksakan diri ke rumah sakit. Sebaliknya, dia sempat ikut ibadah hingga empat kali sebelum dinyatakan positif.

Besarnya pasien yang terjangkit memaksa Seoul menunda konser K-Pop, acara olahraga, hingga memperpanjang masa libur sekolah selama tiga pekan.

Direktur KCDC Jung Eun-kyeong menerangkan, mereka menginstruksikan kepada publik Negeri “Ginseng” untuk menghindari pertemuan atau agenda di luar ruangan. “Kami merekomendasikan agar setiap institusi atau perusahaan secara aktif meminta para karyawannya untuk bekerja dari rumah,” ujarnya. (Red)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No More Posts Available.

No more pages to load.