BERITABUANA.CO, KUPANG – Bank Indonesia (BI) Perwakilan Provinsi NTT mendapat jatah quota sebanyak 9.000 Lembar Uang Peringatan Kemerdekaan 75 Tahun RI (UPK 75) nominal Rp 75.000.
“Dari 9.000 lembar, baru sekitar 3.000 lembar yang beredar di masyarakat. Kita akan buka lagi kesempatan untuk masyarakat bisa menukarkan uangnya dengan UPK 75 ini,” kata Kepala BI Perwakilan Provinsi NTT, I Nyoman Ariawan Atmaja saat memberikan keterangan di Aula Kantor BI Provinsi NTT, Senin (7/9/2020).
Dikatakan Nyoman Atmaja, latar belakang diterbitkannya UPK 75 iini, sebagai rasa syukur bahwa Indonesia telah merdeka 75 tahun, lalu untuk memperkokoh kedaulatan negara dan membagi kebahagiaan kepada masyarakat untuk memiliki uang Rp75.000 ini sebagai UPK 75 kemerdekaan Indonesia.
“UPK 75 ini bukan lah UPK pertama yang dibuat oleh BI, untuk memperingati HUT RI, melainkan merupakan yang keempat kalinya,” aku Nyoman Atmaja..
Secara rinci disampaikan Nyoman Atmaja, pertama UPK HUT ke-25 Ri yakni uang logam emas pecahan Rp 25.000, Rp 20.000, Rp 10.000 dan Rp 2.000. Juga uang logam perak pecahan Rp 1.000, Rp 750, Rp 500, Rp 250, dan Rp 200.
Lalu UPK HUT ke-45 RI, lanjut Nyoman Atmaja berupa uang logam emas pecahan Rp 750.000, Rp 250.000, dan Rp 125.000.
Ketiga pada HUT ke-50 RI, tambahnya, yakni uang logam emas pecahan Rp 850.000 dan Rp 300.000.
“Dan yang terakhir UPK 75 ini, berupa uang kertas Rp 75.000. karena UPK sehingga cetaknya terbatas hanya 75 Juta lembar yang disebarkan ke seluruh Indonesia,” tandasnya.
Pada kesempatan tersebut Manajer pada Tim Perumusan dan Implementasi KEKDA BI NTT, Handrianus P. Asa menegaskan, UPK 75 tetap merupakan alat pembayaran yang sah, sehungga itu tetap bisa digunakan.
“Pencetakan jumlah UPK 75 ini sifatnya terbatas, jadi sayang kalau dipakai untuk pembayaran, lebih baik untuk koleksi,” ujar Handrianus Asa.
Diakui Handrianus Asa, dicetak totalnya itu 75.000.000 pilihan lembar, disesuaikan dengan momen peringatan hari ulang tahun Kemerdekaan RI yang ke 75,” tandasnya.
Dikatakan. Handrianus Asa, kali ini dikeluarkan dalam bentuk kertas, untuk memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat, untuk bisa memiliki, walaupun jumlahnya memang tetap terbatas. (iir)
