Ide Kreatif dan Rendah Hati Sang Jenderal

by
Kapolda Jawa Timur Irjen Pol. Fadil Imran

MENGAPLIKASIKAN sebuah teori tidaklah mudah. Teringat saat bicara dengan Kapolda Jawa Timur, Irjen Pol. Fadil Imran. Saya hanya menyampaikan rasa ingin tahu saya saja. Ketika itu keluar pertanyaan, siapa sih sebenarnya awal pencipta Kampung Tangguh Semeru? Menurut saya Kampung Tangguh itu dalam sekali kegunaannya kalau diaplikasi dengan benar. Bukan hanya menangkal virus Covid-19. Setelah itu pun jika terus dipelihara dan diaplikasikan dengan baik banyak sekali manfaatnya bagi kemajuan bangsa dan negara.

Terlihat raut wajah Jenderal Fadil sedikit agak bingung saat akan menjawab lansung. Sebenarnya, jawaban itu sudah saya tahu dari membaca pernyataan Wali Kota Madiun Maidi. Ia menyebut bahwa
program Kampung Tangguh Semeru adalah besutan Kapolda Jawa Timur Fadil Imran.

Maidi mengaku bahwa Kampung Tangguh amat ampuh mencegah penularan Covid-19 di Kota Madiun dan membuat warga lebih disiplin menerapkan protokol kesehatan.

Terbukti, berkat Kampung Tangguh Semeru, Kota Pendekar memperoleh status zona hijau Covid-19 dua kali dari pemerintah pusat dan menjadi satu-satunya kota atau kabupaten di Jatim dengan status zona hijau.

Kemudian, ketika itu Presiden Joko Widodo, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahyono, Kapolri, Jenderal Polisi Idham Azis, Menko PMK, Muhadjir Effendi, dan Wagub Jatim Emil Dardak pun mengapresiasi hal tersebut.

Namun, Jenderal Fadil tetap tidak terpancing. Fadil tetap Fadil. Selalu rendah hati. Jenderal bintang dua ini menyatakan Kampung Tangguh merupakan pilot project kolaboratif antara Pemerintah Provinsi Jawa Timur bersama Forkopimda yakni Polda Jatim dan Kodam V/Brawijaya.

Pembentukannya diprioritaskan pada kampung atau desa yang angka penyebaran Covid-19 baik pasien positif, PDP (Pasien Dalam Pengawasan) dan ODP (Orang Dalam Pemantauan) masih cukup tinggi. Sampai dengan saat ini sudah ada 1.559 Kampung Tangguh Semeru di wilayah Polda Jatim.

Dan kepada saya, beliau mengatakan bahwa disemua daerah juga ada. Lagi pula, menurutnya, itu dari sebuah teori yang dijabarkan — sambil dia tetap tidak mau mengatakan bahwa itu keluar berawal dari buah pemikirannya.

Penasaran atas pernyataan sang jenderal, saya pun mencari tahu dengan melihat ‘primbon’ mbah google. Sulit saya temukan. Yang dapat dan mungkin yang mendekati adalah Model Penta-Helix.

Model Penta-Helix itu sendiri didasarkan pada lima jenis pemangku kepentingan: bisnis, administrasi publik, penduduk lokal, sektor pengetahuan, dan modal. … Akademisi adalah sumber pengetahuan. Mereka memiliki konsep, teori dalam mengembangkan bisnis untuk mendapatkan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan.

Ini pun saya belum terlalu yakin. Namun dalam penjabarannya, yang dimaksud jenderal Fadil dan pemangku kepentingan di Jawa Timur, semuanya sama.

Terlebih Jenderal Fadil, juga pernah menjelaskan, kolaboratif dalam memperkuat Kampung Tangguh sesuai arahan Ibu Gubernur yakni sistem pentahelix.

Penerapan dengan sistem pentahelix ini, menggabungkan unsur pemerintah, masyarakat atau komunitas, akademisi, pengusaha, dan media bersatu membangun kekuatan dalam mengeliminir kasus Covid-19.

Konsep Kampung Tangguh juga memberikan banyak manfaat bagi masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan, sosial, ekonomi dan keamanan.

Nah, menjabarkan itu Polda Jatim menerapkam konsep problem oriented policing. Melalui Bhanbinkamtibmas dibantu Babinsa juga mengajarkan cara menyelesaikan masalah yang berorientasi seperti sistem dalam kepolisian.

Seiring penerapan Kampung Tangguh, fakta yang ada bahwa kini di Jatim juga mulai menerapkan banyak Pesantren Tangguh, Kawasan Industri Tangguh, bahkan ke depan juga diterapkan Sekolah Tangguh.

Tidak sampai di situ saja, daerah-daerah lain pun bermuncul menggunakan konsep pentahelix. Meski nama berbeda tujuannya tetap sama.

Jadi, suka tidak suka, dan apapun dasar konsep itu muncul bahwa orang pertamalah yang memiliki ide cermerlang yang cepat tanggap megaplikasikan. (Kds)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *