Memasuki 2026, Kang Dahlan Ajak Masyarakat Tata Keuangan Tanpa Pinjol dan Utang Konsumtif

by
Asep Dahlan, konsultan keuangan pendiri Dahlan Consultant. (Foto: Istimewa)

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Memasuki tahun 2026, konsultan keuangan Asep Dahlan mengingatkan masyarakat untuk semakin disiplin menata keuangan agar dapat menjalani hidup yang sehat, tenang, dan nyaman tanpa harus bergantung pada pinjaman daring ilegal maupun pinjaman online (pinjol) berbunga tinggi. Pendiri Dahlan Consultant itu menilai, tahun baru seharusnya menjadi momentum memperbaiki pola pengelolaan finansial sekaligus meninggalkan kebiasaan berutang konsumtif.

Menurut pria yang akrab disapa Kang Dahlan itu, kemudahan akses pinjol dalam beberapa tahun terakhir justru banyak menjerat masyarakat dalam lingkaran utang yang berujung pada tekanan psikologis, konflik keluarga, hingga menurunnya kualitas hidup.

“Bahkan ada yang sampai mengakhiri hidup karena tidak kuat dikejar-kejar penagihan utang atau debt collector. Ini tragis, tetapi faktanya terjadi di masyarakat kita akibat tekanan ekonomi dan keputusan finansial yang keliru,” ujar pria yang akrab disapa Kang Dahlan melalui keterangan tertulisnya, Kamis (25/12/2025).

Ia menilai, memasuki 2026 tantangan ekonomi masih akan diwarnai oleh biaya hidup yang tinggi, ketidakpastian global, serta gaya hidup konsumtif yang terus dipromosikan melalui media sosial. Tanpa perencanaan keuangan yang matang, masyarakat berisiko semakin bergantung pada utang jangka pendek sebagai solusi instan.

“Banyak orang mengambil pinjaman bukan untuk kebutuhan produktif, melainkan untuk menutup pengeluaran konsumtif yang seharusnya bisa diantisipasi sejak awal. Ini yang harus diubah mulai 2026,” katanya.

Kang Dahlan menegaskan, hidup sehat dan tenang berawal dari keuangan yang tertata. Ketika seseorang terus dibebani cicilan dan bunga pinjol, dampaknya tidak hanya dirasakan pada kondisi finansial, tetapi juga kesehatan mental, hubungan sosial, dan produktivitas kerja.

“Ketika keuangan kacau, yang terganggu bukan hanya dompet, tapi juga pikiran dan relasi keluarga,” ujarnya seraya menekankan kalau ketenangan finansial tidak selalu identik dengan penghasilan besar.

Menurutnya, kemampuan mengelola pendapatan secara bijak jauh lebih menentukan kualitas hidup. Langkah-langkah sederhana seperti menyusun anggaran bulanan, membedakan kebutuhan dan keinginan, menyiapkan dana darurat, serta menyesuaikan gaya hidup dengan kemampuan dinilai jauh lebih efektif dibandingkan mengandalkan pinjaman cepat berbunga tinggi.

Buat Resolusi Finansial

Dalam konteks memasuki tahun baru, Kang Dahlan menyarankan masyarakat membuat resolusi finansial yang realistis, mulai dari mengurangi utang konsumtif, meningkatkan tabungan, hingga menunda pengeluaran yang tidak mendesak.

“Pinjaman online seharusnya menjadi pilihan terakhir dalam kondisi darurat yang benar-benar mendesak, bukan solusi rutin setiap kali keuangan menipis. Bunganya bisa membengkak dalam waktu singkat dan justru menjerumuskan ke masalah yang lebih besar,” ujarnya.

Ia mengaku banyak klien yang datang dalam kondisi stres berat akibat jeratan pinjol. Padahal, kata dia, dengan disiplin menabung dan mengatur gaya hidup, tekanan tersebut bisa dihindari.

Tingkatkan Literasi Keuangan di 2026

Selain pengelolaan anggaran, Kang Dahlan juga mendorong masyarakat untuk meningkatkan literasi keuangan memasuki 2026. Edukasi mengenai pengelolaan utang, investasi dasar, serta perencanaan keuangan keluarga dinilai penting agar masyarakat tidak mudah tergoda tawaran pinjaman instan.

Menurutnya, keuangan yang sehat akan berdampak langsung pada kualitas hidup secara keseluruhan. Dengan beban finansial yang terkendali, masyarakat dapat lebih fokus pada hal-hal produktif, menjaga kesehatan fisik dan mental, serta membangun kehidupan keluarga yang lebih harmonis.

“Tujuan keuangan bukan sekadar menjadi kaya, tetapi hidup yang lebih berkualitas. Memasuki 2026, mari membangun hidup tanpa utang konsumtif dan tanpa pinjaman online yang membebani, agar masyarakat bisa hidup lebih sehat, tenang, dan bermartabat,” pungkas Asep Dahlan. (Ery)