BERITABUANA.CO, KUPANG – Lewat program Bapenda Road to Optimalisasi Pendapatan Daerah (Baronda), diharapkan Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kota Kupang mampu mengoptimalkan penerimaan pajak.
“Baronda ini, bagian dari ekstensifikasi kita dalam meningkatkan partsipasi wajib pajak,” ujar Kepala Bapenda Kota Kupang, Pah B.S. Messakh usai acara Panutan Pajak di Kantor Kecamatan Kota Raja, Selasa (10/6/2025).
Dikatakan Pah Messakh, dalam meningkatkan penerimaan pajak daerah, Bapenda tentunya melakukan intensifikasi dan ekstensifikasi secara terus menerus.
“Dengan intensifikasi, kita melakukan pembenahan secara intern. Sedangkan bagian ekstensifikasi, kita buat terobosan melalui Baronda ini,” aku Pah Messakh.
Dengan Baronda ini, jelas Pah Messakh, selama digelar pekan panutan pajak akan berkeliling di enam kecamatan yang ada di Kota Kupang.
“Tahun-tahun sebelumnya kita hanya menggelar di kantor dan hanya satu hari. Tapi dengan Baronda, kita buat sepekan dan masyarakat bisa datang ke kantor kecamatan,” kata Pah Messakh.
Diakui Pah Messakh, dengan datang ke kantor kecamatan di wilayahnya, dapat dijangkau oleh wajib pajak, dibandingkan harus datang ke kantor Bapenda Kota Kupang.
“Ini sama juga dengan menjemput bola, lebih mendekatkan pelayanan kepada masyarakat,” ungkap Pah Messakh.
Menurut Pah Messakh, selama tiga hari pelaksanaan Pekan Panutan Pajak, sudah berhasil transaksi sekitar Rp 350 juta, belum terhitung yang transaksi langsung ke kas daerah.
“Jadi saya pikir dalam rangka optimalisasi pendapatan, program ini cukup baik. kita juga tidak jalan sendiri, ada yang mendukung seperti dari Bank Indonesia, yang memberikan doorprize bagi yang membayar pakai QRIS,” tegasnya.
Pada kesempatan tersebut, Pah Messakh juga mengakui, program pemerintah terkait efisiensi anggaran sangat berdampak terhadap penerimaan pajak.
“Tapi ini pengabdian kita, sehingga jangan diukur dengan uang, kita hanya efektifkan kegiatan-kegiatan kita,” tambahnya.
Kegiatan Pekan Panutan Pajak, lanjut Pah Messakh, otomatis menghadirkan lembaga kemasyarakatan kelurahan, untuk menegaskan bahwa mereka harus menjadi tauladan bagi orang-orang yang ada disekitar.
“Pemberi tauladan adalah pengambil kebijakan pada tataran masing-masing, RT, RW sampai Walikota,” jelas dia.
Sehingga ketika mereka hadir disitu, kata Pah Messakh, dengan sendirinya ada juga kegiatan pemerintahan yang harus dilaksanakan. (iir)