Perang Antargeng Kriminal, Dua Orang Tewas Ditembak

by
Ditembak. (Ilustrasi/Foto: Ist)

BERITABUANA.CO, STOCKHOLM – Perang antargeng terjadi di kota Gothenburg, Swedia. Akibat perang tersebut sedikitnya dua orang tewas kena tembak. Kejadian penembakan terjadi malam hari.

Kepolisian Swedia, seperti dilansir AFP, Selasa (15/4/2025), mengatakan pihaknya menerima laporan penembakan itu sesaat sebelum tengah malam.

“Di lokasi kejadian, dua pria berusia 20-25 tahun ditemukan dengan beberapa luka tembak. Mereka dibawa ke rumah sakit tetapi dinyatakan meninggal dunia karena luka-luka mereka,” demikian pernyataan Kepolisian Swedia.

Penyelidikan terhadap pembunuhan tersebut telah dimulai, namun kepolisian setempat mengatakan mereka belum menangkap satu pun tersangka untuk saat ini.

Surat kabar setempat, Goteborgs-Posten, melaporkan bahwa penyerangan bersenjata itu dapat dikaitkan dengan rivalitas geng kriminal dan serangan balas dendam atas penembakan sebelumnya.

Laporan kantor berita IT menyebutkan bahwa sejak awal tahun, setidaknya tiga penembakan terjadi di Gothenburg, dengan delapan pengeboman juga terjadi di kota tersebut.

Beberapa tahun terakhir, Swedia berjuang untuk mengendalikan penembakan dan pengeboman yang terkait dengan balas dendam antara geng kriminal yang saling bersaing.

Para pelaku serangan seringkali merupakan para remaja yang disewa sebagai pembunuh bayaran karena mereka berusia di bawah 15 tahun — usia yang dianggap sebagai usia tanggung jawab pidana di Swedia.

Namun, Swedia mengalami penurunan jumlah kasus pembunuhan sepanjang tahun 2024.

Di negara berpenduduk 10,6 juta jiwa itu, menurut laporan Dewan Nasional Swedia untuk Pencegahan Kejahatan pada akhir Maret lalu, sebanyak 92 kasus kekerasan mematikan terjadi sepanjang tahun 2024 — 29 kasus lebih sedikit dibandingkan tahun 2023.

Kepolisian Swedia juga melaporkan pada Januari bahwa jumlah kasus penembakan telah menurun pada tahun 2024 selama dua tahun berturut-turut, dengan 296 kasus penembakan tercatat sepanjang tahun itu — menurun sebesar 20 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Kepolisian mengaitkan penurunan itu dengan peningkatan kemampuan untuk “mencegah dan menangkal” tindak kekerasan di negara tersebut. (Kds)