BERITABUANA.CO, JAKARTA – Media sosial atau medsos sudah menjadi bagian kehidupan sehari-hari berbagai kelompok masyarakat, mulai anak-anak hingga orang tua. Namun banyak kalangan, terutama anak-anak dan remaja yang belum memahami, bagaimana bijak bermedia sosial.
Padahal, mengetahui baik buruk dampak media sosial, harus dipahami agar tidak terjerumus dalam jebakan medsos yang merugikan banyak orang. Selain itu minat baca yang masih rendah juga harus ditingkatkan dan peran ua sangat penting dalam membiasakan membaca.
Berangkat dari kenyataan seperti itu, Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Bukit Duri Bercerita melakukan kegiatan penguatan literasi masyarakat yang didukung oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), melalu Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa menyelenggarakan Bantuan Pemerintah untuk Komunitas Penggerak Literasi di seluruh wilayah Indonesia. Tema yang diamabil dalam kegiatan pada Minggu (6/10/2024) yakni ‘Pentingnya Literasi Dini Keluarga sebagai Pondasi Dasar’.
Narasumber utama dalam kegiatan kegiatan yang ikuti sekitar 50 orang tua, adalah dosen Akademi Televisi Indonesia-Institute Media Digital Emtek (ATVI-IMDE), Sisca T.Gurning.
Menurut Sisca, pentingnya literasi dini terutama buat para orang tua di era media digital. Terutama karena penggunaan gawai atau telepon pintar sudah menjadi kebutuhan penting bagi siapa saja.
“Literasi yang diadakan buat para ibu ibu dan pegiat literasi oleh TBM Bukit Duri Bercerita mengingat semakin sulitnya anak anak sekarang terutama Gen Z (kelahiran tahun 1995-2010) dan Gen Alpha (kelahiran tahun 2011-2024) fokus untuk membaca dalam waktu yang panjang atau lama,” ujar Sisca T. Gurning yang akrab disapa Kak Oma.
Mengutip data UNESCO, Sisca Gurning mengungkapka kalau minat baca orang Indonesia 1000 banding 1. Jadi 1000 orang hanya satu orang suka membaca.
“Artnya, minat baca ini harus terus digenjot agar terus meningkat,” kata dia seraya juga mengemukakan bahwa minat membaca di kalangan anak-anak saat ini, imbas dari penggunaan gadget sangat besar.
Jika merujuk dari pendapat sineas dan budayawan Indonesia, Garin Nugroho kalau Indonesia adalah masyarakat televisi, melewati tradisi menulis dan membaca. Dengan lompatan teknologi telekomunikasi penggunaan internet membuat minat membaca semakin berkurang.
Tidak Fokus
Dalam acara penguatan literasi dini ini, dialog antara narasumber dengan para I orang tua yang hadir cukup intens. Dikatakan Sisca, media sosial seperti Facebook, Instagram dan Tiktok yang dimiliki oleh siapa saja baik orang dewasa sampai ke anak anak memicu anak anak tidak fokus, perhatiannya terpecah.
“Media sosial di gadget mereka sering membuat mereka tidak fokus pada satu hal dalam waktu lama. Perhatian mereka terganggu dengan banyaknya pilihan dan gangguan ketika mereka mengunakan HP mereka,” katanya.
Dengan demikian lanjut Sisca, konsentrasi jadi tidak bisa lama karena mereka sering melihat tayangan yang singkat, seperti video yang ada di TikTok. Penggunaan gadget membuat mereka tidak suka membaca buku dalam waktu yang lama. Memang tidak bisa dihindari, gaya belajar di sekolah saat ini juga semua menggunakan teknologi internet sehingga buat anak anak mereka memang tidak bisa lepas dari dunia gadget.
“Jadi, membaca sangat penting. Membiasakan anak anak mereka untuk suka membaca akan membantu mereka tidak tergantung dengan gawai mereka dan juga membantu mereka untuk bisa fokus dan cara,” tandas Sisca.
Sementara itu, pendiri dan juga pengelola TBM Bukit Duri Bercerita, Safrudiningsih alias Kak Ning Nong mengucapkan Alhamdulillah kegiatan pengatan literasi hari kedua ini berjalan lancar, ibu-ibu antusias mendengarkan apa yang dipaparkan Sisca. T Gurning.
“Hari ini adalah hari kedua Semarak Literasi TBM Bukit Duri Bercerita dengan tema Pentingnya Literasi Dini Keluarga sebagai Pondasi Dasar. Respons dan semangat orang tua ternyata luar biasa. Mereka juga tak malu mengungkapkan kesan-kesannya yang intinya, membaca bagi anak-anak sangat penting, dan menggunakan medsos harus bijak,” kata Kak Ning Nong.
Kak Ning Nong mengungkapkan, TBM Bukit Duri Bercerita terpilih diantara 340 komunitas penggerak literasi di Indonesia menerima bantuan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemendikbudristek, melalui Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra menyelenggarakan Bantuan Pemerintah untuk Komunitas Penggerak Literasi di seluruh wilayah Indonesia. (Ery)