Kemenkes Siapkan Layanan Kesehatan Jiwa bagi Peserta Gagal Terpilih, Peneliti: Ada Caleg Jor-joran Habiskan Uang

by
Peneliti senior FORMAPPI Lucius Karus. (Istomewa)

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Peneliti senior Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (FORMAPPI) Lucius Karus mengapresiasi langkah Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang menyiapkan fasilitas dan layanan kesehatan jiwa untuk peserta pemilu 2024 , baik calon presiden, calon wakil presiden maupun calon legislatif (caleg).

“Sebagai langkah antisipasi, saya kira tindakan Kemenkes baik-baik saja. Toh, pada akhirnya pemerintah atau rumah sakit juga yang akan didatangi ketika seseorang caleg mengalami stres,”kata Lucius saat dihubungi beritabuana.co di Jakarta, Rabu(7/2/2024).

Dia mengatakan, memang bisa saja terjadi ada caleg yang stres karena gagal meraih kursi seperti yang diinginkan pada saat pemilu. Dia menduga, caleg gagal yang sejak awal memang begitu bernafsu mau meraih kursi DPR RI atau kursi DPRD.

“Saya kira memang kemungkinan orang bisa stres, bahkan gila memang jadi terbuka bagi caleg yang menganggap pemilu ini sebagai ajang judi. Bagi caleg yang seperti ini, uang dianggap bisa menentukan kemenangan. Jadi jor-joran hingga berakhir kalah dan uang juga habis,” kata Lucius.

Apalagi, sambung dia, partai politik memang nampak tak peduli dengan “amunisi” kampanye masing-masing caleg mereka. Teganya, urusan kampanye menjadi urusan caleg sendiri. Partai kata Lucius hanya membuka ruang bagi caleg untuk bersaing memperebutkan suara hingga mendapatkan yang terbanyak sebagai jaminan mendapatkan kursi.

“Lepas tangan partai ini akhirnya mendorong caleg untuk berjuang sendiri sambil berharap bisa menang. Maka amunisi digelontorkan tak peduli jika nanti akan kalah,”tambah Lucius.

Dia memperkirakan, caleg-caleg dengan manajemen perencanaan yang buruk, yang menganggap pileg hanya ajang berjudi mencari suara, mereka yang nantinya sangat mungkin stress atau gila ketika mendapati suara yang diperoleh tak cukup untuk dikonversi jadi kursi.

Seperti diketahui, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyediakan psikolog di 25 pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) untuk mengantisipasi caleg yang stres karena tidak terpilih. Sebab selama ini, sama dengan masa lalu sering terjadi peserta pemilu mengalami stres karena tidak terpilih pada kontestasi politik.

“Secara umum, stres tekanan psikologis sering terjadi pada peserta pemilu yang gagal terpilih,”kata Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Ani Ruspitawati dalam keterangannya kemarin. (Asim)