Sidang Parlemen Amerika Serikat Serang CEO TikTok Indentitas dan Konten yang Merusak Anak-Anak

by
CEO TikTok Chew Shou Zi. (Foto: google)

BERITABUANA.CO, WASHINGTON DC – Parlemen Amerika Serikat (AS), mencecar pertanyaan CEO TikTok Chew Shou Zi. Pertanyaan itu mayoritas sekitar identitas etnisnya saat menghadiri sidang parlemen Amerika Serikat (AS).

Sidang terbaru ini fokus pada keamanan anak di media sosial. Selain Chew, bos-bos raksasa teknologi lain juga hadir. Mereka adalah CEO Meta Mark Zuckerberg, CEO X Linda Yaccarino, CEO Snap Evan Spiegel, serta CEO Discord Jason Citron.
Chew dihadapkan pada pertanyaan khusus. Selain soal kepemilikan TikTok di bawah induk raksasa China ByteDance, Chew juga ditanya soal kewarganegaraannya.
Mulanya, Senator Ted Cruz yang merupakan politikus Republik dari Texas, menuduh TikTok memberikan dampak negatif bagi anak-anak AS.
Cruz mengatakan Douyin yang merupakan TikTok versi China banyak membantu pendidikan anak-anak di sana. Namun, hal serupa tak dilakukan TikTok di AS.
“Di AS, kalian menampilkan video yang membahayakan diri sendiri (self-harm) dan propaganda anti-Israel ke anak-anak. Kenapa berbeda dengan di China?” kata Cruz.
Chew membantah tuduhan tersebut. Cruz pun tak puas dengan jawaban itu dan terus mendesak Chew. Ia mencontohkan, topik terkait protes di Hong Kong dan Tibet tak populer di TikTok jika dibandingkan dengan Instagram.
Chew lantas mengatakan hal itu tak benar. Survey yang dilakukan oleh Cato Institute terkait topik tersebut memiliki bias dan tak akurat.
“Algoritma TikTok tak membungkam konten apapun,” ujar Chew.
Senator Tom Cotton yang merupakan politikus Republik dari Arkansas juga mencerca Chew. Ia menanyakan apakah Chew mendukung pemerintah AS yang mengatakan China telah melakukan genosida kepada kelompok Muslim minoritas Uighurs di Xinjiang.
“Siapa pun yang peduli dengan topik ini bisa mengekspresikan diri mereka di TikTok,” ujar Chew menjawab pertanyaan itu, dikutip dari The Strait Times, Jumat (2/2/2024).
Tak puas dengan jawaban itu, Cotton lalu menanyakan apakah Chew sepakat dengan omongan Presiden Joe Biden yang menyebut Presiden Xi Jinping adalah seorang diktator.
Chew mengatakan posisinya sebagai pebisnis tak bisa mengomentari pemimpin negara. Lantas, Cotton kembali menyerang dengan pertanyaan lebih personal.
“Apakah Anda takut kehilangan pekerjaan jika mengatakan sesuatu tentang Partai Komunis China? Anda takut ditangkap atau menghilang ketika berkunjung ke China?” begitu bunyi cercaannya
Para senator juga mempertanyakan kewarganegaraan Chew. Pertanyaan semacam ini sebelumnya juga dilontarkan pada sidang serupa yang digelar awal 2023 lalu. Kala itu, sidang berfokus pada peran TikTok yang dikhawatirkan membahayakan keamanan nasional karena dugaan kedekatannya dengan pemerintah China.
“Senator, saya merupakan warga negara Singapura,” kata Chew kembali menjawab pertanyaan tipikal yang berulang kali diajukan kepada dirinya.
Chew menegaskan bahwa dirinya tidak memiliki kewarganegaraan China. Saat ditanya apakah dia memiliki paspor negara lain, Chew juga membantah.
Namun, Cotton mengatakan istri dan anak-anak Chew terdaftar sebagai warga negara Amerika. Pertanyaan selanjutnya lebih kejam. Chew ditanya apakah dirinya berafiliasi dengan Partai Komunis China.
Lagi-lagi, Chew harus menjawab dengan tegas dan membantah semua tuduhan tersebut.
“Senator, Saya orang Singapura. Itu tidak benar!,” kata dia. (Kds)