Stafsus Menag: ASN Kemenag Harus Jadi Agen Perekat Kerukunan Pascapemilu

by

BERITABUANA.CO, YOGYAKARTA– Staf Khusus Menteri Agama bidang Media dan Komunikasi Publik Wibowo Prasetyo meminta Aparatur Sipil Negara (ASN) Kementerian Agama untuk menjadi agen perekat kerukunan, kesatuan dan persatuan pasca pemilu.

Hal tersebut diungkapkan Wibowo pada limaratusan ASN Kemenag Daerah Istimewa Yogyakarta yang hadir pada acara Pembinaan Penguatan Moderasi Beragama di Wilayah Kemenag DI Yogyakarta di Asrama Haji Yogyakarta, Selasa (30/1/2024) sebagaimana dikutip dari laman Kemenag.go.id.

“Menjaga kerukunan, terutama kerukunan umat beragama bukan pekerjaan mudah, apalagi di tengah tahun politik. Sesuai arahan Menag, saya minta para ASN Kemenag agar menjadi perekat dan perajut kerukunan pasca pemilu,” kata Wibowo.

Wibowo menuturkan, pemilu 2024 akan digelar pada 14 Februari. Ia berharap, pemilu kali ini berjalan baik-baik saja, tak ada dinamika serius serta mengkhawatirkan yang mengancam kehidupan beragama di Indonesia.

“Kontestasi adalah peristiwa biasa, dan yang harus kita lakukan adalah langkah agar kontestasi ini berjalan riang gembira,” ujarnya.

Wibowo mengatakan, saat ini media sosial menjadi salah satu sarana yang mempolarisasi isu-isu keagamaan. Ia pun miris dengan kondisi saat ini di mana banyak isu keagamaan yang dibelokkan di media sosial dengan bebas tanpa ada kontrol.

Sebab itu, Wibowo meminta ASN Kemenag bisa menjadi agen dalam mengedukasi masyarakat. “Saya meminta ASN Kemenag mampu meningkatkan literasi digital, sehingga mampu meluruskan dan mengedukasi masyarakat terutama pada literasi keagamaan, agar mampu meluruskan yang bengkok,” jelasnya.

Sarana Penguatan Moderasi Beragama

Ia meminta agar ASN Kemenag mampu menjadikan Media Sosial sebagai sarana penguatan moderasi beragama. Apalagi, lanjut Wibowo, ke depan Indonesia memiliki bonus demografi yang luar biasa.

Menurut survei ada kelemahan pada anak muda saat ini, yaitu kurangnya memvalidasi dan memverifikasi informasi yang didapatkan.

“Saat ini Indonesia menjadi pengguna aktif kedua Tiktok, dan akan berbahaya jika kita malas memvalidasi dan memverifikasi, karena akan menjadi sarana yang efektif untuk mengadu domba, dan politik,”ungkapnya.

Wibowo menegaskan bahwa pengaruh negatif media sosial harus dibendung. Salah satu caranya dengan menguatkan dan memasifkan narasi keagamaan di media sosial.

Ia pun mengajak seluruh ASN Kemenag untuk membuat konten-konten keagamaan yang benar dan positif.

“Media sosial saat ini bisa dinikmati siapa saja, dan bisa diakses dari mana saja. Jika publik tidak diberi pemahaman yang benar, hal itu akan berdampak pada bonus demografi Indonesia, dan yang paling mengkhawatirkan adalah jika kita mewariskan generasi emas kita ini sebagai generasi yang lemah dalam keagamaan,” ujarnya.

“Sekali lagi, di tengah tahun politik ini, Kemenag dan ASNnya harus menjadi perajut dan perekat pascapemilu, tidak boleh jadi bagian narasi tidak baik bahkan mendorong konflik beragama,” tutupnya. (Fadloli)