SE Kemenag Pembatasan Pengeras Suara Masjid Selama Ramadhan, KH nasaruddin Umar Bilang Ambil Hikmahnya dan Tak Perlu Diperdebatkan

by
Imam Besar Masjid Istiqlal, Prof. KH. Nasarudin Umar. (Foto: Ist)

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Imam Besar Masjid Istiqlal KH Nasaruddin Umar mengatakan, Surat Edaran (SE) Kementerian Agama menyangkut pembatasan pengeras suara di masjid selama Ramadan adalah untuk kemaslahatan semua umat. Oleh karena harus diambil hikmahnya, dan tidak harus diperdebatkan.

“Itu kan himbauan, kita mendapatkan informasi ada edaran sebagai suatu himbauan bukan sebagai satu kewajiban yang mutlak dilakukan. Biasanya pemerintah menghimbau ada hal-hal yang diperhatikan secara makro,” kata Nasaruddin di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Selasa (12/3/2024).

Karena itu, ia meminta semua pihak mengambil sisi positif dari aturan yang ada. Dia mengatakan aturan tersebut dibuat demi kemaslahatan semua umat di lingkungan masyarakat.

“Tapi bagi saya memang kemaslahatan umat saya kira itu kita ambil sisi positifnya, tapi pada saat tertentu dan di lokasi tertentu. Mungkin juga ada kekhususan karena ini sifatnya himbauan yang belum merupakan suatu peraturan yang mau tidak mau harus diikuti,” jelasnya.

Nasaruddin menambahkan, masjid Istiqlal sendiri menggunakan pengeras suara luar saat mengumandangkan adzan. Namun beralih ke pengeras suara saat acara lainnya.

“Kita memang di Istiqlal azannya keluar tapi untuk yang lainnya ke dalam. Karena di sini ada istana, kantor-kantor di tengah perkantoran. Istiqlal berada tidak di tengah masyarakat tapi di tengah perkantoran jadi azannya diperdengarkan keluar dengan tarhimnya. Tapi ceramahnya tidak karena dalam Istiqlal bisa menampung sampai 300 ribu orang,” jelasnya

Nasaruddin menilai, surat edaran Menag dibuat untuk menghormati masyarakat lainnya. Dia tidak membenarkan jika penggunaan pengeras suara luar selama 24 jam non stop yang nantinya akan merugikan orang lain.

“Kita mengambil hikmahnya bahwa kita juga tidak membayangkan bahwa ada masjid sampai 24 jam atas nama ramadan tidak pernah tidur padahal ada orang yang istirahat. Saya kira ada waktu tertentu lah ditetapkan jangan sampai nanti 24 jam itu menggaung ada anak-anak kecil yang baru lahir, ada orang sakit yang perlu istirahat ada juga pekerja siang yang memerlukan istirahat malam kemudian juga mungkin ada rumah sakti di sampingnya,” jelasnya. (Kds)