Kunjungi Pabrik di Purbalingga, Bamsoet Dorong Peningkatan Kembali Industri Bulu Mata dan Rambut Palsu 

by
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mengunjungi pabrik bulu mata dan rambut palsu PT Rosa Sejahtera Eyelashes hati ke-11 dalam kunjungan kerjanya ke Dapil-7 Jawa Tengah di Purbalingga. (Foto: BS)

BERITABUANA.CO, PURBALINGGA – Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet), berharap industri bulu mata dan rambut palsu di Purbalingga bisa kembali bangkit usai pandemi Covid-19. Terlebih, sejak puluhan tahun lalu industri Purbalingga dikenal sebagai produsen bulu mata dan rambut palsu kedua terbesar di dunia.

“Saat ini permintaan akan bulu mata dan rambut palsu di luar negeri menurun drastis. Penurunan pesanan rambut dan bulu mata palsu ini sudah mulai terasa di masa Covid-19. Imbas Covid-19 benar-benar menghantam berbagai industri di tanah air, akibat terjadinya banyak pembatasan yang membuat gerak perekonomian melambat dan melemah,” ujar Bamsoet usai mengunjungi pabrik bulu mata dan rambut palsu PT Rosa Sejahtera Eyelashes hati ke-11 dalam kunjungan kerjanya ke Dapil-7 Jawa Tengah di Purbalingga, Minggu (28/1/2024).

Ketua DPR RI ke-20 ini menjelaskan, usai pandemi Covid-19, industri bulu mata dan rambut palsu Purbalingga yang baru akan bangkit, kembali dihantam oleh krisis global. Krisis global dan konflik geopolitik di Rusia-Ukraina, berpengaruh terhadap penurunan ekspor permintaan bulu mata dan rambut palsu.

“Data dari Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Purbalingga mencatat hingga awal tahun 2024, sebanyak 4.147 buruh pabrik bulu mata dan rambut palsu di Kabupaten Purbalingga mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK). Sementara, pekerja yang terpaksa dirumahkan sebanyak 5.984 pekerja,” kata Bamsoet.

Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini  menerangkan, pabrik bulu mata dan rambut palsu pertama di Purbalingga didirikan pada tahun 1950. Berlokasi Desa Karangbanjar, Kecamatan Bojongsari. Awalnya, pabrik tersebut hanya membuat sanggul. Kemudian berkembang membuat bulu mata dan rambut palsu. Proses pembuatan pun masih manual dengan menggunakan tangan.

“Sejak tahun 2008 Purbalingga membangun diri sebagai pusat manufaktur bulu mata dan rambut palsu kedua di dunia setelah Gwangju Korea Selatan. Hingga akhir Januari 2024, tercatat setidaknya terdapat 39 pabrik rambut dan bulu mata palsu yang menyerap total 38.863 tenaga kerja di Purbalingga. Sebanyak 22 perusahaan rambut dan bulu mata palsu dimiliki oleh investor asing. Sisanya, sebanyak 17 pabrik milik investor dalam negeri,” pungkas Bamsoet. (Kds)