Puisi Yudis, Reni dan Yuka Memukau: Naga Berkepala Tiga

by
Yuka Mandiri. (Foto: ZB)

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Tepuk tangan riuh rendah dan sorak sorai membahana di Ruang Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin, Gedung Ali Sadikin Taman Ismail Marzuki (TIM) Senin (15/1/2024) siang.

Penampilan penyair kondang saat ini Yudhistira ANM Massardi didampingi mantan penyanyi rocker nyentrik Reni Djayoesman dan Yuka Mandiri nan memukau membuat khalayak yang hadir pada saat Safari Pembacaan Puisi bertambah semarak.

Dalam undangan yang tertulis, acara dimulai pukul 13.00 WIB, namun tertunda beberapa menit karena urusan teknis.

Namun, begitu pas acara dimulai, tepat pukul 13.30 WIB, pengunjung sudah memadati ruangan.

Yudhistira. (Foto: ZB)

Yudhistira terkenal dengan panggilan Yudhis saja muncul di panggung dengan seraya berteriak Naga Berkepala Tiga. “Konglomerat, pejabat dan wakil Rakyat. Mereka semua perusak negeri ini, penghancur demokrasi,” ujarnya.

Puisi dengan tema “Gugat Sastrawan” akan dilantunkan di berbagai daerah di Indonesia terutama Bandung dan Jakarta. Ia mengajak seniman, guru dan para pencinta puisi negeri ini turut meramaikan pembacaan puisi lewat safari.

Safari Pembacaan Puisi yang ia lakukan dengan 17 penyair serta beberapa komunitas satra lainnya itu seperti Yogi Karmas, Kurnia Effendi (Kef), Nanang Supriyatin, dan Jack Gozali. Mereka tumpah dengan berbagai sumpah serapah yang mengangkangi demokrasi Indonesia dengan bermacam cara yang keji.

Hadir dalam acara itu antara lain pemerhati kesehatan yang mumpuni Dr. Hendrawan Nadesul, mantan Jubir Istana era Presiden Gusdur Adi Massardi, penyair dan komunitas kaum muda pencinta sastra.

Acara dipandu oleh seorang master ceremoni handal Debra Yatim yang tampil dengan ramah serta senyum manisnya yang menghibur pengunjung.

Reni Djajoesman. (Foto: ZB)

Penampilan Reni yang berjalan turun panggung serta bersandar di pojok serta berteriak kencang, membuat kita yang hadir merinding.

Saat ditanya usai pagelaran pembacaan puisi itu, baik Yudhis maupun Reni sama-sama berkomentar bahwa mereka mewakili suara sastrawan yang sudah sangat muak dengan tingkah laku konglomerat, pejabat dan wakil rakyat di negeri ini. Semua sudah keluar dari garis-garis undang undang dasar. Ini akan meng hancurkan Indonesia, kata mereka. (z)