Dyah Mentari Putri SosoK Caleg DPR RI yang Menjaga Nilai Budaya Lokal

by
Caleg DPR RI Dyah Mentari Putri (foto: her)

BERITABUANA.CO, DEPOK – Dyah Mentari Putri, S.Hum.,M.I.Kom., Srikandi Demokrat yang sangat menjunjung tinggi dan menjaga nilai-nilai budaya lokal.

Baginya, setiap orang boleh membuka hati dan pikiran bagi masuknya budaya luar, lantaran itu memang konsekuensi logis dari derasnya arus globalisasi dan perkembangan dunia.

“Namun di sisi lain, nilai-nilai budaya lokal, baginya haruslah tetap terjaga dan terawat, bahkan pada beberapa hal tertentu diimplementasikan di dalam keseharian,” tekannya, Kamis (11/1/2024).

Jadi tidaklah heran jika Caleg DPR RI Dapil 6 Kota Bekasi dan Kota Depok. Dyah Mentari Putri sangat dekat dengan budaya lokal.

Nama “dyah”,yang disandangnya sendiri, paparnya, sebenarnya mengandung nilai budaya dan historis yang penting.

Dyah, jelasnya, berasal dari bahasa Jawa Kuno yang memiliki arti putri atau bangsawan. Pada masa kejayaan Kerajaan Majapahit nama “dyah” banyak digunakan.

“Sebut saja satu nama, yaitu Dyah Gitarja, atau yang lebih dikenal sebagai Tribhuwana Tunggadewi, seorang ksatria sekaligus ratu yang mengantarkan Kerajaan Majapahit ke masa kejayaan,” jelasnya.

Nama Dyah Gitarja, unggahnya, pertama kali terdengar setelah Mpu Prapanca menuliskannya di buku Negarakretagama.

Dyah Gitarja adalah puteri pertama Raden Wijaya, yang mendirikan Kerajaan Majapahit. Dyah Gitarja naik tahta pasca meninggalnya sang kakak, Raja Jayanegara.

“Ada kebanggaan saya menyandang nama “dyah”. Oleh sebab kisah masa lalu di Nusantara ini. Dyah Gitarja itu perempuan, ia mampu memimpin sebuah kerajaan besar seperti Majapahit,” tandasnya.

Lebih lanjut Dyah Mentari Putri melihat, betapa nama Dyah Gitarja atau Tribhuwana Tunggadewi, bukan saja menjadi milik nasional, tetapi bahkan telah menjadi milik dunia.

“Tahun 2017 ada sebuah game tingkat dunia, dimana tokohnya adalah Dyah Gitarja. Game itu itu dimainkan secara internasional,” ujarnya.

Benar yang dikatakan oleh Dyah Mentari Putri, tokoh Dyah Gitarja memang menjadi bagian dari Game Civilization VI. Game tersebut merupakan produksi penghasil game terkemuka di dunia, yaitu Firaksis.

“Pada game itu digambarkan bagaimana kehebatan Dyah Gitarja, memimpin Kerajaan Majapahit menuju puncak kejayaannya,” bebernya.

Menyadari antusiasme dunia internasional terhadap budaya dan sejarah lokal, maka Dyah Mentari Putri pun melihat tak ada alasan bagi seluruh anak bangsa, untuk mengabaikan nilai-nilai budaya lokal.

Sejauh apa pun pergaulan internasional terbuka luas, urainya, tetap saja jatidiri adalah Indonesia, dengan segala keragaman budaya lokalnya.

“Maka sudah selayaknya, kita semua terus menguatkan semangat untuk menjaga dan merawat budaya lokal,” pungkasnya. (Rki)