Fahri Hamzah ‘Telanjangi’ Salah Satu Capres

by
Waketum DPN Partai Gelora Indonesia Fahri Hamzah saat memberikan Kuliah Umum Ilmu Administrasi Publik di Universitas Muhammadiyah Sukabumi, Jawa Barat, Sabtu (18/11/2023). (Foto: GMC)

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Wakil Komandan Bravo Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Fahri Hamzah menyinggung dan bahkan menelankangi sifat dan kelakuan tak beretika salah satu calon presiden (capres) kontestan Pilpres 2024, terkait utang negara dan harta kekayaan pribadi milik capres. Kata Fahri, harta kekayaan capres sepertinya tidak layak dijadikan persoalan dalam debat yang semestinya sebagai ajang adu gagasan para capres.

“Padahal, ada loch capres yang secara diam-diam berutang. Jadi, yang kita perlu persoalkan dari capres bukan kekayaan pribadi yang banyak, tapi jika dia berutang diam-diam dan ditandatangani tanpa sepengetahuan kita,” sindir Fahri dikutip dari akun X pada Rabu (10/1/2024).

Justru, lanjut Wakil Ketua Umum DPN Partai Gelora itu, yang paling bahaya adalah apabila seorang calon yang tidak punya uang, lalu menandatangani surat utang yang berbunyi: “apabila Pemilu ini menang, maka hutang dianggap sudah lunas”.

“Anda tau apa yang terjadi? Orang dalam alias Ordal! Merekalah yang bawa misi: ‘ada pesan dari bos besar.’ Sudah ku bilang jangan maksa, akhirnya kan jadi beda kelas. 02 sudah kemana-kemana bikin pembuktian, eh 01 dan 03 masih muter-muter cari jalan,” katanya.

Capres itu, tambah Fahri, bukan aji mumpung, tapi niat yang digelar secara nyata dalam tindakan. Lagi pula, kalau pernah mencicipi kekayaan orang yang halal bersyukurlah jangan cela pribadinya.

“Kekayaan itu bukan aib. Apalagi pernah anda pakai. Legal dan halal lagi. Nggak etis banget sih. Terus terang ane keberatan cara ente. Gak sopan. Yang punya badan mungkin diam, tapi yang tahu kan marah,” ujar Fahri.

Manfaatkan ‘Punggung’ Orang

Bukan hanya itu, Fahri juga melontarkan sindirnya, orang yang berkarier di dunia politik melalui ‘punggung’ orang lain yang membantunya. Tapi malah menyerang balik orang baik yang dimaksud secara personal.

“Perhatian saya ini adalah semacam kepedulian kawan yang melihat seorang teman mendaki di puncak orang-orang baik dan saya tidak rela karena orang yang digunakan punggungnya untuk mendaki justru diserang secara pribadi. Jika tidak pribadi tidak akan saya beri tanggapan apa pun,” tegasnya lagi.

Fahri pun merasa yakni bahwa capres yang dianggap melanggar citarasa budaya Indonesia, akan mendapat hukuman dari masyarakat. Akan ada akhir dari petualangan ini, karena semua orang telah digunakan punggungnya sebagai anak tangga sudah merasakan hal yang sama.

“Bahwa politik memang bisa lahir dari ribuan wajah, termasuk kesalehan yang pura-pura. Tetapi kita yang dekat merasa betapa teganya,” ucap Caleg DPR RI Partai Gelora Indonesia Dapil Nusa Tenggara Barat (NTB) I tersebut. (Ery)