Punya Banyak Indorga, Tahun Depan Kormi Depok Minta Kenaikan Anggaran

by
Ketua Kormi Depok M. Olik Abdul Holik (tengah). (Foto: ian)

BERITABUANA.CO, DEPOK – Komite Olah Raga Masyarakat Indonesia Kota Depok (Kormi) yang membawahi 26 Induk Olahraga (Indorga), berharap di tahun 2024, anggaran yang didapat bisa ditingkatkan.

Kormi Kota Depok yang dulu bernama FORMI, pada awal berdirinya di tahun 2013 silam, hanya membawahi 4 induk olahraga.

Antara lain, senam jantung sehat, senam tera dan Persatuan Olahraga Pernapasan Indonesia

”Kini setelah 10 tahun , kami menaungi 26 Indorga dibawah 3 komisi, yakni olahraga tradisional kesenian budaya, olahraga kesehatan dan kebugaran dan yang ketiga, olahraga petualangan dan tantangan,” ujar Ketua Kormi Kota Depok M. Olik Abdul Holik, Rabu (27/12/2023).

Dengan semakin banyak menaungi Indorga, tukasnya, Kormi semakin butuh anggaran yang lebih besar.

Olik menyampaikan, pembinaan seharusnya ada dua, secara organisasi dan juga olahraganya.

Tetapi, tambahnya, Kormi belum sanggup jika harus melakukan keduanya sekaligus, lantaran keterbatasan dana.

“Paling yang bisa kita beri adalah Festival. Di sana ada pertandingan pertandingan dan untuk yang kecil paling eksebisi dan juga ada uang pembinaan walau tidak besar,” jelasnya.

Jika dibandingkan dengan KONI, imbuh Olik, memang ada perbedaan mendasar, selain besar anggaran tentunya.

Olahraga yang ada di bawah naungan KONI, terangnya, mengacu pada standar Internasional, sedangkan Kormi, setiap induk olah raga memiliki standar sendiri.

”Jadi lebih dinamis, tiap induk olahraga menetapkan standard sendiri dari pusat hingga daerah.,” tandasnya.

Tak salah, lanjutnya, jika Kormi ingin lebih maksimal dalam pembinaan Indorganya, ada tanggungjawab moral disitu, selain membina olahraga.

Ia mengatakan, ada misi khusus melestarikan olahraga tradisional atau olahraga dengan kearifan lokal milik bangsa ini.

Olahraganya masyarakat Indonesia, seperti senam jantung sehat, tera, Nakasimo, pencak silat, skateboard, portina dan lainnya.

Berdirinya Kormi secara Nasional, ulasnya, terjadi di era Gus Dur. Pasca pembubaran Kemenpora.

Saat itu, KONI sudah ada sebagai induk olahraga tapi untuk olah raga kesehatan seperti senam tera, senam jantung, Satria Nusantara dan beberapa lainnya belum ada induknya.

Beberapa kelompok berinisiatif membentuk Federasi Olahraga Masyarakat Indonesia (FORMİ), baru kemudian berubah menjadi Kormi.

Meski anggaran lebih kecil dari KONI, Kormi Depok tetap berupaya eksis meski dalam keterbatasan. Contohnya saat menerima penghargaan dari Walikota Depok belum lama ini, ada 4 Indorga di bawah naungan Kormi, yang meraih penghargaan.

”Antara lain senam jantung, senam tera, kempo dan olahraga tantangan, seperti skateboard dan BMX,” paparnya.

Di Kormi, unggahnya, memiliki 3 komisi dan yang paling besar adalah komisi Olahraga Kesehatan dan Kebugaran (PKK), yang tempat latihannya ada sekitar 150, sedangkan yang lain paling sekitar 50 tempat latihan.

Melihat minat berolahraga masyarakat yang tinggi, tatarnya, tak salah jika pemerintah menargetkan Indonesia di tahun mendatang, yakni Bugar 2024 .

Targetnya menurut Disporyata adalah, 70% persen masyarakat berolahraga, setidaknya seminggu 3 x selama 20 menit. Jika itu tercapai di sini, maka Kota Depok sudah bisa dianggap bugar.

“Ini untuk semua usia dan KORMI sangat mendukung program tersebut, agar tercipta masyarakat yang lebih bugar dan sehat,” pungkasnya. (Rki)