Presiden Jokowi Didampingi Sejumlah Menteri, Lakukan Tanam Pohon di IKN

by
Di IKN, Presiden Jokowi didampingi Mensesneg Pratikno, Menteri LHK, Siti Nurbaya, Ridwan Kamil, para Green Ambassador, Pelajar, Mahasiswa, dan Pramuka Tanam Pohon Seluas 500 ha, bersama Masyarakat. (Foto: KLHK)
Presiden Jokowi menanam pohon di IKN. (Foto: KLHK)

BERITABUANA.CO, KALTIM – Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya mendampingi Presiden RI Joko Widodo atau Jokowi melaksanakan penanaman pohon bersama masyarakat di sejumlah titik di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur (Kaltim), Rabu (20/12/2023) kemarin. Lokasi penanaman pohon pertama yaitu area Sumbu Kebangsaan.

Sebagaimana siaran pers yang diterima awak media, Kamis (21/12/2023) dijelaskan, Presiden Jokowi melaksanakan penanaman pohon jenis Meranti Tembaga, bersama sekitar 200 orang peserta yang terdiri dari pekerja konstruksi dan pemuda pecinta lingkungan.

Sedang lokasi Sumbu Kebangsaan itu sendiri berada satu garis dengan kawasan Istana Presiden. Penanaman ini bertujuan untuk menghijaukan dan memperindah kawasan Plaza Sumbu Kebangsaan.

Kemudian, lokasi penanaman pohon kedua yaitu Miniatur Reforestasi Hutan Tropis. Presiden Jokowi melakukan penanaman pohon bangkirai didampingi para menteri, yang diikuti bersama sejumlah masyarakat.

Penanaman dilakukan pada areal sekitar 100 Ha., dengan menanam jenis-jenis pohon asli dan endemik Kalimantan yang mewakili kondisi eksisting hutan tropis di sekitar IKN.

Sementara, lokasi penanaman berikutnya yaitu di lokasi Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP), Kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN). Presiden Jokowi melakukan penanaman pada areal seluas 500 ha, bersama dengan masyarakat termasuk para Green Ambassador, anak-anak sekolah, mahasiswa, dan Pramuka.

Kesempatan tersebut, Presiden Jokowi menyampaikan bahwa saat ini pemerintah tengah memulai kegiatan penghijauan IKN. Menurut dia, langkah tersebut adalah untuk membangun hutan hujan tropis di IKN dengan tanaman yang beragam.

Terkait penghijauan yang dilaksanakan di area Sumbu Kebangsaan, Presiden Jokowi menyebutkan tanaman yang ditanam di sana adalah untuk menghiasi area sekitar Istana Kepresidenan.

“Kalau tadi di lingkungan istana adalah tanaman-tanaman yang berkaitan dengan estetika, tabebuya, ada jakaranda, ada flamboyan, ada semuanya kita tanam di situ, tapi estetika,” ungkapnya.

“Yang kedua tadi dan yang ketiga ini adalah dalam rangka membangun kembali reforestasi, penghutanan kembali, penghijauan kembali dalam rangka kita mendapatkan tropical rain forest, dari monokultur menjadi tropical rain forest, dari hanya eucalyptus jadi bermacam-macam jenis pohon, jenis tanaman yang kita tanam seperti yang sekarang kita lihat,” tambah Kepala Negara usai melakukan penanaman pohon.

IKN Dirancang Jadi ‘Smart Forest City’

Kesempatan sama, Menteri LHK Siti Nurbaya mengatakan, IKN sendiri didesain menjadi ‘smart forest city’ yang menargetkan 70% berupa tutupan hijau. Masterplan pembangunan IKN salah satunya merekomendasikan perbaikan dan pemulihan tutupan lahan di lanskap IKN dengan melakukan revitalisasi ruang terbuka hijau dari jenis-jenis hutan dataran rendah asli Kalimantan.

“Dari keseluruhan areal IKN 256 ribu ha itu arahan Bapak Presiden minimal 70% harus hutan. Areal yang terbukanya kita hitung-hitung mungkin antara 54 sampai 70 ribu ha. Secara bertahap akan kita tanami terus. Ini sudah tahun ketiga atau keempat kita menanam. Kita akan tanam terus. Kita juga sudah menanam bersama-sama anak-anak sekolah. Nanti kita selama musim hujan, Bulan Desember sampai Mei atau Juni, kita juga akan terus menanam di seluruh Indonesia, bukan hanya disini,” ujar Menteri Siti.

Ke depan tutupan lansekap IKN akan bertransformasi dari lanskap yang monokultur menjadi kawasan kota yang berkarakter dengan berbagai jenis tumbuhan asli dan endemiknya. Upaya yang dilakukan dalam melaksanakan tranformasi tersebut diantaranya melalui pendekatan rehabilitasi hutan dan lahan (RHL) dengan mengkombinasikan berbagai jenis asli atau lokal setempat (native species), jenis endemik langka dan dilindungi, jenis fast growing, dan jenis tumbuhan multipurpose lainnya.

“Jadi misalnya ada dua pohon yang ditanam, jenis eucalyptus yang termasuk fast growing, di bawahnya itu ada pohon-pohonan kerasnya yang agak lambat tumbuhnya. Misalnya 1-2 bulan eucalyptusnya ditanam, terus pohon kerasnya ditanam supaya ada naungan. Nanti tinggal pilih pohon naungan mana yang ditebang seiring dengan masa untuk menaunginya sudah selesai. Jadi begitu kira-kira konsepnya secara keseluruhan,” terang Menteri Siti.

Turut mendampingi Presiden dalam kegiatan tersebut yakni Menteri Sekretaris Negara (Mesesneg) Pratikno, Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional Hadi Tjahjanto, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo, Pj. Gubernur Kalimantan Timur Akmal Malik, Kepala Otorita IKN Bambang Soesantono, dan Kurator Pembangunan IKN Ridwan Kamil. (Ery)