Kondisi Cacat, Sultan Rifat Korban Terjerat Kabel FO Dipulangkan

by
Sultan Rifat Korban Terjerat Kabel FO. (Foto: SA)

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Sultan Rifat Alfatih (21), korban terjerat kabel fiber optik milik PT. Bali Towerindo Sentra, Tbk. (Bali Tower), saat ini sudah mulai bisa menjalani aktifitas fisik secara normal, meskipun untuk bernafas tidak lagi menggunakan hidung dan mulut, tapi menggunakan lubang buatan di area leher secara permanen. Selain itu karena lubang nafas di dalam rongga mulut sudah ditutup secara permanen saat operasi pengangkatan pita suara di RS Polri Kramajati tanggal 19 Oktober 2023 silam, Sultan Rifat juga harus kehilangan fungsi indera penciuman.

Menurut Fatih, ayah Sultan bahwa saat ini anaknya menjalani kehidupan barunya pasca operasi dan perawatan di RS Polri Kramajati dengan sangat semangat dan antusias, meskipun ada beberapa keterbatasan.

“secara umum aktifitas fisik, anak saya bisa menjalani secara normal. Mandi, keramas pun bisa dilakukan sendiri tanpa bantuan. Untuk olahraga pun hampir semuanya bisa dilakukan, kecuali berenang, sebab nafasnya sekarang sudah tidak lagi dari mulut dan hidung,” demikian Fatih menjelaskan.

Sultan Rifat saat ini sudah tidak lagi memiliki pita suara. Akibatnya untuk berbicara sudah tidak bisa lagi menggunakan mulut. Sebagai alternatif, saat ini Sultan berbicara dengan menggunakan bantuan alat yang disebut digital electrolarynx, di mana penggunaannya cukup ditempelkan di sekitar area leher, dan akan mengeluarkan suara sesuai kalimat yang disampaikan oleh Sultan.

“luar biasa RS Polri, sangat tanggap dengan anak saya, dengan menyediakan alat bantu bicara tersebut anak saya bisa berinteraksi dengan bicara, meskipun kualitas suaranya seperti robot, tapi ini jauh lebih baik dan sangat menolong anak saya,” cetus Fatih.

Selain itu saat ini Sultan juga menjalankan fisio terapi dan latihan untuk berbicara dengan menggunakan nafas perut, dengan target waktu 6 bulan diharapkan dapat berbicara dengan teknik nafas perut, dan tidak tergantung lagi dengan bantuan alat untuk berbicara.

“Kualitas suara yang dihasilkan oleh nafas perut sedikit lebih baik daripada menggunakan alat digital electrolarynx. Meskipun demikian kami sangat bersyukur Sultan masih bisa berkomunikasi dan lanjutkan kuliahnya,” demikian Fatih sampaikan.

Menghadapi kenyataan bahwa pada akhirnya Sultan Rifat harus menjadi cacat permanen tersebut, nampaknya tidak membuat Sultan Rifat menjadi putus asa dan berkecil hati. Saat awak media mewawancarai langsung Sultan, disampaikan bahwa Sultan tetap optimis dan antusias menjalani kehidupan barunya meskipun tanpa pita suara dan nafas melalui lubang buatan di leher. Sultan menginginkan lingkungan sekitar dan masyarakat  tidak memperlakukan khusus atas kekurangannya tersebut.

“Saya menganggap keadaan saya saat ini adalah suatu keunikan dalam diri saya, dan bukan lagi sebagai kecacatan yang akan menghambat aktifitas dan kehidupan saya. Saya berharap lingkungan dan masyarakat tidak memperlakukan khusus kepada saya, dan saya ingin dianggap seperti masyarakat pada umumnya,” demikian disampaikan langsung oleh Sultan.

Sultan Rifat Alfatih, mahasiswa Universitas Brawijaya Malang pada awal Januari 2023 lalu mengalami kecelakaan terjerat kabel fiber opitik milik PT. Bali Towerindo Sentra Tbk. (Bali Tower). Kecelakaan terjadi ketika Sultan dan temannya mengendarai sepeda motor di Jalan Raya Antasari – Cilandak, Jakarta Selatan.

Atas atensi khusus Kapolri, Jenderal Listiyo Sigit Prabowo, sejak awal Agustus 2023 lalu Sultan dirawat di RS Polri Kramajati, setelah sebelumnya sempat di rawat di RSUP Fatmawati, dan RSCM Kencana. (Kds)