Memanfaatkan Masa Reses di Tengah Kampanye Pemilu 2024

by
Gedung Nusantara III Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, terlihat lenggang. (Foto: Asim)

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Jam menunjukkan angka 11.50 WIB, tetapi suasana Gedung Parlemen Senayan, terasa sepi dan lengang. Ini merupakan hari ketiga masa reses setelah Selasa (5/12/2023) lalu digelar Rapat Paripurna Penutupan Masa Persidangan II Tahun Sidang 2023-2024.

“Kalau reses memang begini, tidak ada rapat, anggota DPR RI kan ke daerah melakukan kunjungan kerja,” kata seorang petugas cleaning service yang ditemui di pelataran Komisi I, Komisi VIII dan Komisi III di Gedung Nusantara II Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (7/12/2023).

Seperti diketahui, yang dimaksud masa reses adalah masa dimana para anggota Dewan bekerja di luar gedung Parlemen, menjumpai konstituen di daerah pemilihan (Dapil) nya masing-masing. Pelaksanaan tugas anggota Dewan di Dapil dalam rangka menjaring, menampung aspirasi konstituen serta melaksanakan fungsi pengawasan dikenal dengan kunjungan kerja (kunker).

Sedang yang dimaksud dengan Masa Sidang adalah masa dimana para Wakil Rakyat bekerja di dalam Gedung Parlemen. Pada masa ini, berbagai aktivitas dilakukan anggota Dewan, mulai dari kegiatan rapat-rapat dalam rangka pelaksanaan fungsi Legislasi (membentuk UU), fungsi Anggaran (penetapan APBN), maupun fungsi Pengawasan yang melibatkan rapat-rapat dengan pemerintah, sampai dengan kegiatan menerima dan memperjuangkan aspirasi rakyat, baik yang datang ke DPR RI, secara individu maupun berkelompok (termasuk para demonstran).

Perlu diketahui, pada setiap masa sidang, semua ruangan rapat komisi selalu ramai, termasuk pelataran Komisi I, Komisi III dan Komisi VIII, terutama oleh wartawan yang duduk-duduk bersandar di dinding Komisi I. Meski terlihat santai, biasanya wartawan tiba-tiba bergegas cepat bila melihat seorang anggota Dewan yang hendak keluar atau baru datang untuk ikut rapat kerja.

Ramai-ramai, wartawan mengerumuni anggota yang bersangkutan untuk wawancara doorstop menanyakan hal yang sedang aktual di masyarakat. Pejabat pemerintah, misalnya seorang menteri yang berjalan meninggalkan ruangan rapat komisi selalu dicegat wartawan untuk diwawancarai terkait isu politik yang sedang hangat dibicarakan.

Di lorong menuju Komisi VIII dan Komisi III juga selalu terlihat ramai karena sedang berlangsung rapat kerja dengan mitra masing-masing. Tapi sudah tiga hari ini tidak ada rapat di tiga komisi tersebut, sehingga terlihat sepi dari aktivitas seperti biasanya.

Sebagian pegawai di sekretariat nya duduk santai di depan komputer. Bahkan, pintu masuk ke ruangan Komisi I terlihat ditutup rapat.

“Reses sekarang lumayan lama, kalau gak salah sampai tanggal 15 Januari baru masuk lagi,” kata seorang pegawai di Komisi VIII DPR RI.

Suasana lengang juga nampak di lobby Nusantara II. Hanya satu dua saja terlihat yang melintas disini. Kantor cabang Bank Mandiri, BNI dan BRI yang ada di lobby terlihat tak banyak didatangi pegawai untuk melakukan transaksi. Petugas security tetap berdiri di depan pintu masuk menjalankan tugasnya.

Di gedung bulat (Nusantara), tempat ruangan rapat kerja Komisi II, Komisi V, Komisi IV lebih lengang lagi. Lengang karena sama sekali tak ada aktivitas komisi yang mengadakan rapat dengan mitra kerja mereka, hanya ada petugas cleaning service yang terlihat sedang membersihkan lantai di gedung ini.

Pemandangan yang sama juga dilihat di ruangan rapat Komisi VII, Komisi VI, Komisi IX, Komisi X dan Komisi XI yang berada di gedung Nusantara I, sepi. Lift yang ada di gedung ini pun sama sepinya. Lift ini adalah akses ke setiap lantai tempat sekretariat fraksi dan ruangan kerja anggotanya, hanya sesekali terlihat pegawai naik atau turun, tidak seperti biasanya selalu ramai. Jika tak ada petugas pamdal dan petugas lift yang sedang berjaga, maka suasananya bakal lebih sepi lagi.

Seorang staf anggota DPR RI menyatakan, reses kali ini agak beda dengan reses sebelumnya. Perbedaan itu kata dia, ada pada situasinya, yaitu masa kampanye pemilu 2024, kampanye pemilu legislatif (Pileg) dan kampanye pemilu presiden (Pilpres).

“Kesibukan anggota DPR RI tahun ini terasa semakin padat, selain melaksanakan tugas konstitusionalnya, anggota DPR RI, dalam hal ini calon petahana juga berkampanye di daerah pemilihan masing-masing,” kata dia.

Seperti diketahui, jadwal kampanye pemilu yang sudah dibuat oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) dimulai tanggal 28 November 2023 hingga tanggal 10 Februari 2024, atau berlangsung selama 75 hari. Sementara masa reses DPR RI sudah dimulai sejak tanggal 6 yang lalu hingga tanggal 15 Januari 2024. Artinya, semua calon petahana akan bekerja keras turun ke bawah mendekati masyarakat agar dapat dipilih kembali sebagai anggota DPR RI periode 2024- 2029.

Hasil penelitian dari Centre for Strategic and Internasional Studies (CSIS), sekitar 94 % anggota DPR RI periode 2019-2024 atau calon petahana, mencalonkan diri lagi pada pileg 2024. Dari 575 caleg petahana yang ditelusuri CSIS , 90 % diantaranya maju di dapil yang sama dengan pemilu 2019. Kemudian sekitar 4% maju lagi dengan pindah dapil dan 6% tidak ikut pemilu.

Dari data tersebut menunjukkan, jumlah anggota DPR RI hasil pemilu 2019 yang tidak maju lagi sebagai wakil rakyat kecil sekali , yakni hanya 6 %.

Seperti disebut diatas, selain melaksanakan tugas konstitusional dan kampanye pileg di masa reses ini, anggota DPR calon petahana pun diberi tugas oleh partai masing-masing untuk berkampanye bagi capres-cawapres yang diusung oleh partai masing-masing. Mereka berkampanye agar capres dan cawapres mereka bisa menang sebagai presiden dan wakil presiden.

Jauh sebelum masuk masa kampanye pemilu 2024, anggota DPR RI yang bermaksud maju lagi sebagai calon memang sudah terlihat melakukan persiapan-persiapan. Mereka sudah aktif turun ke dapilnya pada setiap akhir pekan menjumpai konstituen masing-masing.

Berbagai acara diadakan agar jalinan silaturahmi dan komunikasi diantara mereka tidak terputus. Informasi yang dihimpun menyebutkan, tidak sedikit anggota DPR RI, yang bermaksud maju lagi sebagai calon justru lebih sering di dapil dari pada berkantor di Kompleks Parlemen Senayan. Tidak heran, dalam kurun waktu setahun terakhir ini, rapat-rapat kerja komisi tidak banyak dihadiri anggota, karena sudah ada di daerah mendekati masyarakat dengan tujuan dipercaya kembali sebagai anggota DPR RI. Bisa disebut, reses kali akan semakin dinamis. Lihat saja, sebelum masa kampanye, sudah banyak spanduk dan baliho politisi di pasang di pinggir jalan, tidak saja di kita besar, tetapi juga di daerah.

Ketika berpidato dalam rapat paripurna penutupan masa sidang kemarin, Ketua DPR RI Puan Maharani menyampaikan harapannya kepada seluruh anggota DPR, di tahun politik saat ini dapat mengelola tugas dan fungsi konstitusional DPR RI agar tetap berjalan dengan baik untuk mewujudkan amanat rakyat, mensejahterakan rakyat dan menjaga kepentingan bangsa dan negara.

Peneliti senior Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (FORMAPPI) Lucius Karus memberi catatan kritis mengenai masa reses di tengah kampanye pemilu 2024. Dia mengatakan, masa reses ditengah masa kampanye mengusik rasa keadilan, yaitu reses anggota DPR RI yang dibiayai APBN dimanfaatkan untuk kepentingan politik mereka untuk meraih kursi DPR RI.

“Ini yang tidak tepat dan juga tak adil bagi caleg-caleg non petahana. Tegasnya, anggota DPR RI memanfaatkan fasilitas jabatan untuk kepentingan berkampanye sebagai caleg,” kata Lucius menjawab beritabuana.co.

Hal ini kata dia, tidak adil bagi caleg-caleg lain yang harus merogoh kocek dalam-dalam untuk mengongkosi kampanye Pilegnya. Dikatakan lagi, masa kampanye panjang saat reses bagi anggota DPR RI ini sesungguhnya membuktikan mereka tak dekat dengan rakyat di dapil atau mereka jarang memanfaatkan masa reses untuk datang ke dapil.

“Kalau saja anggota DPR RI bekerja maksimal dan menjalin komunikasi yang ingin dengan konstituen, maka mereka seharusnya tak perlu repot-repot berkampanye seperti nasib caleg-caleg non petahana,” pungkasnya. (Asim)