Mahfud Ajak Warga Pesantren Menggunakan Hak Pilihnya

by
Cawapres nomor urut 3 Mahfud MD di Pondok Pesantren Ma'had Anida Al-Islamy, Kampung Mede, Bekasi Jaya, Kota Bekasi. (Foto: Ist)

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Alunan musik rebana mengalun menyambut kedatangan calon wakil presiden (Cawapres) nomor urut 3 Mahfud MD di Pondok Pesantren Ma’had Anida Al-Islamy, Kampung Mede, Bekasi Jaya, Kota Bekasi, Senin (4/12/2023) malam.

Lantunan solawat diiringi musik hadrah terdengar mengiringi kedatangan Mahfud MD dan rombongan. Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo (HT), terlihat turut mendampingi Mahfud.

Sejumlah kiai, pengasuh pondok, dan santri menyambut kedatangan rombongan pasangan calon presiden Ganjar Pranowo itu. Sejumlah masyarakat sekitar pondok pesantren juga terlihat berduyun-duyun datang ke lokasi untuk melihat langsung sosok pasangan Ganjar Pranowo ini.

Saat rombongan datang, mereka memanggil-manggil nama Mahfud. “Pak Mahfud love you, Pak Mahfud menang,” teriak mereka. Ada juga yang berteriak, “Ganjar-Mahfud, Ganjar-Mahfud.”

Mendengar teriakan itu, Mahfud terlihat melambaikan tangan dan melempar senyum.

Usai berbincang dengan pengurus ponpes, Mahfud menyempatkan diri ziarah ke makam pendiri ponpes Anninda Al-Islamy, KH. Muhammad Muhajirin Amsar Addaary.

Usai ziarah, Mahfud langsung menghadiri acara Halaqoh Kebangsaan dan Silaturahmi bersama kiai se-Kabupaten/Kota Bekasi di ponpes itu.

“Warga pesantren harus terlibat dalam mengurus negara termasuk dalam konteks menggunakan hak pilihnya dalam pemilu,” ujarnya.

Karenanya, ia mengajak seluruh warga pesantren yang memiliki hak konstitusional untuk menggunakan hak pilihnya pada pemilu 2024 nanti. Umat Islam, kata dia, harus terlibat dalam mengawal politik. “Jika tidak, maka negara akan gagal,” ujar Menko Polhukam ini.

Dalam berpolitik, katanya, umat Islam juga harus memelihara nilai-nilai luhur dari kehidupan beragama, berbangsa, dan bernegara. “Politik tidak kotor jika dilakukan dengan benar. Yang kotor itu pemainnya,” katanya.

Ia bercerita, dulu Nabi Muhammad langsung mendirikan negara begitu datang ke Madinah. “Madina dulu Namanya Yatsrib. Saat nabi datang, Yatsrib belum teratur. Ada diskriminasi antar kelompok, suku. Lalu nabi mendirikan negara bernama Madinah, Al Madinah,” ujarnya.

Karena itu, Mahfud meminta agar warga pesantren untuk bisa menhara negara bernama Indonesia ini. “Indonesia yang sudah didirikan bapak pendiri bangsaini harus benar-benar kita dengan baik,” katanya. (*/Ful)