Matamira Kale: Tranformasi Ekonomi Pertanian Kunci Menuju Indonesia Emas

by
Foto bersama usai pembukaan Rakorda BPS se-NTT. (Foto: iir)

Matamira Kale: Tranformasi Ekonomi Pertanian Kunci Menuju Indonesia Emas

BERITABUANA.CO, KUPANG – Transformasi Ekonomi sektor pertanian, sebagai salah satu kunci menuju Indonesia Emas pada tahun 2045 mendatang.

Demikian disampaikan Kepala BPS Provinsi NTT, Matamira B. Kale saat Rapat Koordinasi Daerah BPS se-Provinsi NTT, di Hotel Aston Kupang, Senin (4/12/2023).

Dikatakan Matamira Kale, visi jangka panjang menuju Indonesia Eman, yakni Negara Berdaulat, Maju dan Berkelanjutan. Maka menjawab isu tersebut dibutuhkan
transformasi ekonomi.

“Pangan sebagai kebutuhan primer, sehingga sektor pertanian sangat membutuhkan transformasi,” tandas Matamira Kale.

Diakui Matamira Kale, Sektor pertanian butuh transformasi, saat ini perekonomian
Indonesia masih didukung oleh sektor pertanian, kalau secara nasional terbesar
dari sektor industri pengolahan, tapi secara lingkup dunia menempati urutan
kedua.

“Untuk Provinsi NTT, pertanian merupakan sektor pertama yang memberikan
kontribusi terbesar, bagi perekonomian di NTT. saat ini sekitar 30 Persen,
perekonomian NTT didukung dari sektor pertanian,” jelas dia.

Sehingga kesuksesan sektor pertanian, tambah Matamira Kale, dapat meningkatkan perekonomian di Provinsi NTT dan untuk kesejahteraan para petaninya.

“Ini sesuatu yang penting, untuk itu pemerintah dan stakeholder terkait harus
bersama-sama, untuk meningkatkan kesejahteraan masyarkat sebelum kita mencapai Indonesia Emas,” ajak Matamira Kale.

Untuk itulah, lanjut Matamira Kale, tujuan diadakannya Sensus Pertanian, agar
bisa memberikan gambaran mengenai proyektif terkait pertanian di Provinsi NTT.

“Disamping itu, dengan Sensus Pertanian dapat meningkatkan desain kebijakan. Karena pada prinsipnya, kebijakan yang efektif dan efisien, harus berlandaskan data yang akurat,” tegas dia.

Sebelumnya, Ketua Panitia Rakorda BPS, Maria Gratia Fernandez mengungkapkan, Rakorda ini digelar untuk melakukan integrasi evaluasi rangkaian kegiatan Sensus Pertanian dan kegiatan BPS lainnya yang diselenggarakan tahun 2023 ini.

“Kegiatan-kegiatan tersebut, akan diintegrasikan pada tahun 2024, baik kegiatan Sensus Penduduk maupun kegiatan BPS lainnya,” tambahnya.

Disamping itu, tambah Maria Fernandez, untuk melakukan rilis hasil pencacahan lengkap Sensus Pertanian 2023 Tahap I Provinsi NTT.

Secara rinci Maria Fernandez menjelaskan, peserta kegiatan berjumlah 192 orang dengan rincian 47 Orang dari BPS Provinsi NTT, 141 Peserta BPS kota/kabupaten, dan empat Peserta berasal dari OPD lingkup Pemprov NTT.

“Sedangkan undangan peserta rilis hasil pencacahan lengkap Sensus Pertanian 2023 tahap I sebanyak 60 orang, terdiri dari 30 Peserta OPD, akademisi, dan Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) NTT, dan 30 Jurnalis. (iir)