Yayasan UDN Gandeng Mitra Kampanye 16 HAKTP

by
Tim Yayasan UDN foto bersama perwakilan mitranya, jelang kampanye 16 HAKTP. (Foto: iir)

BERITABUANA.CO, KUPANG – Lewat Program Inklusi, Yayasan Ume Daya Nusantara (UDN) menggandeng mitra kampanyekan 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (HAKTP), terhitung sejak 25 November – 8 Desember 2023.

Hal ini disampaikan Wakil Direktur Yayasan UDN, Simon Sadi Open saat jumpa pers di Kantor UDN, Kamis (23/11/2023) sore.

Mitra UDN tersebut yakni Yayasan Kesehatan untuk Semua (YKS) Lembata, Yayasan Bumi Lestari Kabupaten Sumba Timur, Perkumpulan Pendidikan Penguatan Kepemimpinan Perempuan dan Masyarakat (PeKa – PM) Kabupaten Kupang, Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Kupang, Gerakan Advokasi Transformasi Disabilitas untuk Inklusi (GARAMIN) Kupang, dan Rumah Perempuan Kupang (RPK) Kupang.

Kegiatan 16 HAKTP tersebut, kata Simon Open, dalam rangka memperingati Hari Internasional untuk Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan setiap tanggal 25 November, Hari AIDS Sedunia tanggal 1 Desember dan Hari Internasional bagi Penyandang  Disabilitas  pada 3 Desember serta Hari Hak Aasasi Manusia-HAM setiap 10 Desember.

“Kami akan bergerak bersama untuk melakukan kampanye di wilayah dampingan masing-masing, sesuai dengan mandat lembaganya,” ungkap Simon Open.

Diakui Simon Open, sepanjang tahun 2022 sampai saat ini kelompok rentan perempuan, perempuan miskin, perempuan kepala keluarga, anak perempuan, penyandang disabilitas dan orang dengan ODHA yang sering menjadi korban, baik korban kekerasan fisik maupun korban kekerasan verbal maupun stigmatisasi yang mereka hadapi di wilayah mereka.

“Dengan adanya UU TPKS seharusnya dapat memudahkan korban, untuk  terlindungi dari kekerasan dan mendapatkan layanan, namun masih banyak korban yang belum mengetahui atau paham tentang peraturan tersebut,’ kata Simon Open.

Dijelaskan Simon Open, kampanye yang dilakukan diantaranya Jambore, Talkshow, Mobile Voluntary Counselling dan Testing (VCT), Pelibatan aktif penyandang disabilitas melalui kelompok difabel desa di desa Inklusi, dan pertemuan dengan ODHA baik Perempuan maupun Anak.

” Setiap lembaga melakukan kampanye sesuai konsennya selama ini, dengan dilakukan secara bersama-sama,” papar Simon Open. (iir)