Tak Sekadar Kejar Target, Peningkatan Lifting Migas PHR Harus Tetap Pertimbangkan Sisi Ekonomi

by
Industri Hulu Migas. (Ilustrasi/Foto: Ist)

BERITABUANA.CO, PEKANBARU – Komisi VII DPR RI melakukan Kunjungan Kerja Spesifik ke Kantor Pertamina Hulu Rokan, Pekanbaru, Riau, Jumat (1/9/2023). Dalam pertemuan, terdapat beberapa pembahasan, salah satunya terkait dengan upaya peningkatan lifting minyak oleh perusahaan tersebut.

Hingga kini, Pertamina Hulu Rokan (PHR) setiap harinya tercatat melakukan lifting minyak bumi sebanyak lebih dari 160 ribu barel. Angka ini meningkat sejak pertama kali dilakukan serah terima dari Chevron ke Pertamina, namun masih jauh di bawah capaian pada rentang 1980 – 1990-an.

Pada tahun 2031 mendatang, PHR ditargetkan harus mampu melakukan lifting minyak bumi gingga 231 ribu barel per hari. Hal ini ditujukan untuk mendukung target 1 juta barel per hari yang dicanangkan SKK Migas.

Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Dony Maryadi Oekon, dalam kesempatan itu, meminta PHR untuk tetap berhati-hati dalam mengambil langkah-langkah yang akan mendukung pencapaian target tersebut. Ia menekankan agar PHR mempertimbangkan dari sisi ekonomi seperti membandingkan investasi yang dilakukan dengan hasil yang akan didapatkan.

“Dia (PHR) akan mencoba di tahun 2031 itu kurang lebih sekitar 231 ribu barel per day (bpd). Kita mau coba buktikan, tapi kembali lagi harus economic wise. Tidak mungkin kalau kita investasinya terlalu besar tapi dengan hasil yang cuman 231 ribu barel. Itu harus betul-betul economic wise,” ujar dia, dalam keterangan tertulisnya, Minggu (3/9/2023).

Dony menjelaskan bahwa Blok Rokan yang kini dikelola PHR pernah mencapai produksi tertingginya pada awal era tahun 1980-an hingga mencapai 1,2 juta barel per hari. Produksi Blok Rokan terus menurun hingga berhenti produksi selama 3 tahun sebelum resmi dilakukan serah terima. Di awal operasionalnya di bawah PHR, Produksi Blok Rokan hanya berkisar 100 ribu barel per hari dan jumlahnya terus meningkat.

Lebih lanjut, Politisi Fraksi PDI-P ini menyampaikan bahwa dengan progres yang ditunjukan oleh PHR maka target 231 ribu barel per hari pada 2031 kemungkinan besar dapat terealisasi. Terlebih, saat ini menurutnya PHR masih melakukan uji coba dalam berbagai hal termasuk dalam penggunaan teknologi.

“Menurut saya dengan progres yang ada hari ini dia dalam waktu hampir dua tahun di sini, mereka (PHR) ambil alih dari Chevron dengan meningkatnya udah hampir 30 ribu barel. Saya pikir mereka sanggup (mencapai target lifting) karena ini case-nya sekarang mereka trial and error dalam menggunakan teknologi segala macam (yang) sudah meningkat seperti itu. Kau dia mendapatkan satu teknologi yang betul-betul mereka bisa kondisikan, Insyaallah (lifting migas) dia akan naik jauh lebih tinggi,” lanjut legislator Dapil Jawa Barat XI itu.

Terkait dengan upaya peningkatan produksi dari Blok Rokan, Anggota Komisi VII DPR RI, Muhammad Nasir juga menyampaikan harapannya. Legislator Dapil Riau II berpendapat bahwa PHR harus mencari tenaga ahli dengan teknologi terbaik yang bisa mencari titik sumur minyak dengan kapasitas yang besar.

Selain itu, hal lain yang menjadi sorotan anggota maupun pimpinan Komisi VII DPR RI adalah mengenai tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate social responsibility (CSR) serta keterlibatan masyarakat lokal dalam operasional PHR.

Komisi VII DPR RI meminta agar Pertamina tak hanya memanfaatkan hasil bumi yang ada di Riau tapi juga bisa memberikan dampak baik masyarakat Riau. (Kds)