Jenderal Andika Perkasa Sebenarnya Bercita-cita jadi Arsitek

by
Andika Perkasa bersama istri Ny. Hetty. (Foto: Ist)

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Cita-cita Andika Perkasa sejak SD sebenarnya bukan tentara seperti ayahnya. Ia setelah lulus SMA ingin menjadi insinyur bidang arsitek. Keinginan itu muncul ketika sejak kecil melihat sang ayah yang berprofesi tentara di bagian Zeni.

“Sejak kecil saya melihat gambar-gambar di ruang kerja ayah ada kertas-kertas besar dengan coretan dan garis-garis. Tadinya tidak mengerti, tapi kemudian ayah menjelaskan. Jadi yang tadinya tidak tertarik kemudian ingin seperti ayah. Cuma ayah bagian teknik sipil saya ingin jadi arsitek, ” terang mantan Panglima TNI ini dalam sejumlah podcas di youtube.

Diakuinya, setelah masuk SMA 6 Bulungan, ia termasuk pelajar berprestasi, sehingga disegani di kelasnya. Padahal Andika mengaku sejak SD hingga SMP kelas 2, rapornya selalu ada merahnya. Apalagi pelajaran berhitung.

“Berhitung adalah momok bagi saya, karena selalu merah. Mungkin juga saat itu saya terlalu banyak bermain, ” ceritanya.

Tapi turning point (titik balik) dirinya mulai serius belajar ketika ibunya saat mengambil rapor kwartal 2 di SMP kelas 2 wajahnya cemberut. Dalam perjalanan pulang ibunya bilang jika rapornya masih banyak merah, mungkin dia tak naik kelas 3. Ibunya tidak marah, tapi bilang Andik (panggilan ibunya) sendiri yang malu kalau tak naik kelas.

“Sejak saat itu, saya bertekad belajar terus dan tidak mau main lagi sepulang sekolah. Pengalaman itu menjadikan saya justru berprestasi saat di SMA, ” terang peraih tiga gelar master AS dan doktor di Harvard University.

Sewaktu jelang kelulusan SMA tahun 1983, Andika mengaku sudah bersiap-siap ingin menempuh ujian masuk lTB, tapi ternyata halangan itu muncul. Karena tiga kakaknya sudah kuliah dan empat adiknya harus terus sekolah. Agar tidak membebani keluarga Andika kemudian memutuskan mencari sekolah kedinasan yang gratis.

“Saya mengikuti tes di Akademi Ilmu Pelayaran (AIP), Akademi ilmu Pemerintahan Dalam Negeri (APDN) dan AKABRI. Ternyata saya lulus tes di AKABRI, ” kisah jenderal kelahiran 21 Desember 1964 ini.

Setelah lulus peringkat 2 di Akmil Magelang tahun 1987, Andika langsung ditempatkan di Pasukan Elite TNI AD, Kopassus (d/h Kopassandha). Ia kemudian lama berkarier di pasukan khusus dan beberapa kali bertugas di Timtim, Papua dan Aceh saat ditetapkan sebagai DOM (Daerah Operasi Militer).

Pengalaman tugas yang paling sulit dilupakan Andika, ketika bertugas di Aceh. Saat itu ia ditugaskan untuk mencari tempat persembunyian seorang tokoh GAM, yang bernama Tengku Bantaqiah. Ia memimpin satu regu pasukan mendapat informasi intelijen bahwa Tengku Bantaqiah, tidak berada di daerah operasi Aceh Timur, tapi di Aceh Barat.

Di daerah bukan daerah operasi militer ini, pasukan Andika berhasil mengepung dan masuk ke satu desa di tengah hutan dan pinggir sungai. Andika kaget, melihat sosok tengku yang kelihatan berkharisma. Ia melakukan pendekatan kemanusiaan dan sempat hidup bersama Tengku Bantaqiah dan pengikutnya di desa tersebut. Belakangan jelang tahun 2000, Tengku Bantaqiah dihabisi bersama pengikutnya.

Andika Perkasa, memang sosok jenderal yang egaliter. Ia mudah bergaul dengan anak buah pada pangkat rendah sekalipun, sehingga dimana pun ia berkunjung ke markas TNI di batalion, kodim, korem selalu mendapat aplaus dari anak buahnya. Sebab Andika tak segan-segan menyanggupi permintaan spontan dari anak buahnya. (nico karundeng)