BP2MI: Tak Ada Peningkatan TPPO PMI, Melainkan Pembiaran Negara Terhadap ‘Mesin Devisa’

by
Kepala BP2MI, Benny Rhamdhani. (Foto: Jimmy)

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdhani menegaskan, jika tak ada peningkatan tindak pidana perdagangan orang (TPPO) Pekerja Migran Indonesia atau PMI. Yang ada menurut dia, adalah pembiaran negara terhadap ‘mesin devisa’ negara itu sejak lama.

“Negara seperti tak berdaya menghadapi para mafia, bandar, sindikat dan tekong PMI tersebut, karena perputaran uangnya sangat besar,” ungkap Benny saat menjadi narasumber dalam dalam Dialektika Demokrasi dengan tema ‘Upaya Pemerintah dan DPR RI Lindungi Pekerja Migran dari Kekerasan’ di Media Center Gedung Nusantara III Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (16/6/2023).

Karena itu, dia minta agar DPR RI bersama pemerintah merevisi Undang-Undang (UU) Nomor 21 Tahun 2007 tentang TPPO, mengingat gugus tugas yang diamanatkan masih mandul. Padahal, tidak ada yang tak bisa diselesaikan selama semua pihak komitmen kepada merah putih.

“Dari semua kasus TPPO dan kekerasan PMI di luar negeri adalah ilegal. Tapi, sekarang ini negara tetap hadir, meski BP2MI harus menanggung biaya sendiri. Misalnya dalam penggrebekan PJTKI ilegal dalam rangka mencegah PMI tersebut,” ujarnya.

Menurut Benny, setidaknya dalam rentang 2007-2017 ini terdapat 5,4 juta orang yang berangkat ke luar negeri dan 80% adalah perempuan. Selain eksploitasi seksual, kekerasan fisik, ada yang dieksploitasi kerja selama 20 jam, banyak yang tidak digaji karena di bawah kendali jaringan para mafia internasional.

BP2MI mencatat setiap tahunnya ada sekitar 270.000 orang PMI, BP2MI telah melakukan 46 kali penggrebekan PJTKI ilegal, ada sebanyak 311.320 orang di 79 negara yang akan diberangkatkan secara ilegal.

“Padahal, kalau pemerintah bisa membiayai per orangnya Rp30 Juta, hanya butuh Rp810 Miliar, dan mereka bisa berangkat secara legal prosedural. Kita saja punya utang Rp2,5 Miliar per tahun ke RS Polri dalam menangani korban PMI ini, dan saya yakin tak ada RS yang mau memfasilitasi kalau utang terus-menerus seperti ini. Tak ada yang peduli PMI,” demikian mantan Anggota DPD RI Benny Rhamdhani. (Jimmy)

No More Posts Available.

No more pages to load.