Dosen ATVI Beri Motovasi dan Pelatihan Bahasa Inggri bagi Santri Ponpes Roudhoh Alfatih, Bogor

by
Dosen ATVI mengunjungi Ponpes Roudhoh Alfatih di Bogor untuk melakukan pengabdian masyarakat dengan memberikan motivasi dan mengajarkan pentingnya penguasaan Bahasa Inggris tersebut. (Foto: Humas ATVI)

BERITABUANA.CO, BOGOR – Bahasa Inggris yang menjadi Bahasa internasional sangat besar peranannya bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Karena itu  motivasi untuk belajar dan menguasai Bahasa global ini sangat penting bagi santri, pelajar, mahasiswa, dan juga masyarakat umum.

Beragkat dari pemkiran itu, Dosen Akademi Televisi Indonesia (ATVI) Jakarta, Nurohmat, S.Pd, M.Pd, Dr. Melitina, Teoalu, MM, dan dra. Dian Hadis, M.Si, selama dua kali pertemuan, pada Sabtu tanggal 3 dan 9 Juni 2023, mengunjungi Pondok Pesantren (Ponpes) Roudhoh Alfatih di Bogor untuk melakukan pengabdian masyarakat dengan memberikan motivasi dan mengajarkan pentingnya penguasaan Bahasa Inggris tersebut.

Dengan menguasai Bahasa Inggris, para santri yang selama ini mempelajari Bahasa Arab, akan memiliki kemampuan dan penguasaan dua Bahasa penting yaitu Bahasa Arab dan Bahasa Inggris.

“Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk memberikan motivasi kepada santri pesantren Roudhoh Alfatih Bogor sehingga mereka tahu manfaat belajar Bahasa Inggris dan tidak takut lagi belajar Bahasa Inggris,” ujar Nurohmat.

Nurohmat berharap, dengan kegiatan akan tumbuh pelajar pemula tidak merasa malu, takut lagi belajar Bahasa Inggris, dan memiliki kemampuan dasar dengan 4 kemampuan Bahasa Inggris yaitu: mendengar, berbicara, membaca, dan menulis.

Pentingnya Bahasa Inggris ini diakui pimpinan pesantren Roudhih Alfatih : KH. Abu Musa. Beliau menjelaskan, dalam agama mengajarkan, orang tidak dikatakan baik kalau hanya mengejar akhirat begitu pun sebaliknya tidak juga dikatakan baik, bila hanya fokus mengejar dunia saja. Orang dikatakan baik adalah ketika ia mampu menyeimbangkan antara kebutuhan dunia dan kebutuhan akhirat.

Dan kebutuhan dunia ini, salah satunya adalah meraih kesuksesan. Caranya dengan memahami perkembangan teknologi seperti penggunaan komputer, handphone, media sosial di mana  instruksi pemakaiannya menggunakan bahasa inggris.

“Bahasa Inggris adalah bahasa universal sehingga menguasai bahasa Inggris bisa untuk mengajak kepada kebaikan dan mencegah pada kemungkaran. Konsep ini tidak akan bisa terlaksana kalau para santri gaptek dan tidak memahami bahasa bahasa. Selain itu untuk bisa berkomunikasi dengan dunia luar dan memahami penggunaan teknologi yang rata rata menggunakan bahasa Inggris,”ujar KH. Abu Musa.

Bisa Jadi Contoh

Diungkapkan KH.Abu Musa,  sementara ini, bahasa inggris masih urutan ketiga, yang pertama adalah bahasa Indonesia, kedua bahasa Arab. Tapi saat ini kita sudah mulai konsen bahasa arab pada urutan pertama.

“Tapi Insya Allah dengan hadirnya ATVI mengajar di pesantren ini, memicu semangat para santri dan santriwati untuk lebih giat berbahasa inggris dalam lingkungan pesantren,” katanya.

Terkait pelatihan Bahasa Inggris oleh dosen ATVI ini, KH Abu Musa menilai, mengingat mereka adalah lulusan pertama, harapan saya ke depan adalah bisa menjadi contoh dengan kemampuan bahasa inggris yang bagus para santri di pesantren ini  bisa menjadi penarik santri santri luar  untuk bergabung menjadi santri di sini.

Kedua, dengan menguasai bahasa inggris dengan baik, akan memudahkan langkah santri dan santriwati ini di pesantren untuk maju, sukses ke depannya.

Sedangkan ketiga, dengan adanya peran serta ATVI dalam  kegiatan pengabdian masyarakat di pesantren ini, diharapkan akan berdampak positif terhadap keinginan para santri untuk terus belajar, serta memacu para santri dan santriwati untuk lebih giat dan memahami pentingnya menguasai bahasa inggris demi kemajuan mereka sendiri.

Santri Merasa Lebih Memahami Bahasa Inggris

Setelah dua kali pertamuan atau dua minggu, respons santri sangat positif atas pelatihan Bahasa Inggris ini. Hal itu dikatakan, Moza Arizka Maulida (13 thn). Dia merasa manfaat yang didapat adalah bisa lebih memahami karena mudah dicerna. Lebih percaya diri dalam berbicara.

“Menurut saya lebih simple, mudah dipahami dan cara penyampaiannya asyik dan komunikatif.Saya pun ingin kegiatan ini diadakan lagi saat hari libur, sehingga hari libur menjadi bermanfaat dan durasi pengajaran lebih panjang,”ujarnya.

Begitu juga kata Muhammad Al-Fatih (13 thn). Dari pelatihan ini, katanya manfaatnya yaitu, bisa lebih mengerti tentang grammar, ada penambahan kosa kata, menjadi tahu tentang penggunaan pronounce, nouns, lebih percaya diri.

“Efektif, karena memberikan praktek untuk percakapan di depan sehingga kita menjadi lebih mudah memahami. Dalam mengajar tidak terburu buru dan menambahkan sedikit praktek pada para santri sehingga menjadi lebih percaya diri, serta bisa menulis kosa kata dengan baik dan benar,” ujar M.Al Fatih.

Pendapat santri yang lain, Putri Iqlima (13 thn), dia mengatakan manfaatnya, dapat mengerti grammar dengan baik dan tidak bosan mempelajarinya. Begitu pula cara mengajarnya santai tapi serius sehingga lebih mudah dipahami. Dan ada praktek di depan dengan menggunakan bahasa inggris, ini membuat kita lebih percaya diri.

“Saran saya, para saran lebih aktif agar lebih bisa memahami grammar dan kosa kota. Diharapkan pengajar bisa membuat para santri menjadi aktif,” kata Putri.

Mengenai pendirian Ponpes Roudhih Alfatih, KH. Abu Musa menceritakan, Pesantren ini didirikan berawal karena sejarah masa lalu KH. Abu Musa yang tidak mampu masuk pesantren. Dan beliau bisa masuk pesantren karena mendapatkan beasiswa. Karena merasakan posisi seperti itu, maka beliau mendirikan pesantren ini agar anak anak tidak ada halangan untuk masuk pesantren karena faktor biaya. Dan tidak ada biaya atau gratis 100% bagi anak anak yatim, sementara bagi kalangan biasa hanya dikenakan biaya bulanan sebesar Rp500.000,- yaitu untuk biaya pendidikan, penginapan dan makan sehari hari.

Selain karena pernah merasakan kendala biaya masuk pesantren, amanat dari almarhum orang tuanya yang mendorongnya lebih gigih untuk mendirikan pesantren. Menurut beliau, walaupun mereka bukan dari kalangan berada, di mana kala itu orang tuanya hanya sebagai penggembala kambing namun karena doa dan dorongan orangtua serta kemauan keras KH. Abu Musa agar bisa  memiliki pesantren untuk anak anak muda yang tidak mampu, akhirnya impian tersebut tercapai.

Dana operasional sepenuhnya ditanggung oleh KH. Abu Musa, dan pesantren ini tidak pernah meminta sumbangan, menurutnya bila meminta sumbangan dikhawatirkan nantinya akan ada maksud tertentu. Namun tidak menutup kemungkinan bila ada yang ingin berpartisipasi secara suka rela untuk kemajuan pesantren ini.

KH. Abu Musa mendapat dana operasional dari kegiatan dia sebagai pendakwah, di mana ia sering diundang berdakwah di berbagai kota Indonesia bahkan sampai ke Ibu Kota Baru IKN, Kalimantan Timur dan  Papua. Dan ia pun menjadi narasumber acara Assalamualaikum Nusantara TV One, Cahaya Hati I News TV dan sering menjadi narasumber untuk acara Silet, Selebrita, Hot Spot, dan di bulan Ramadhan mengisi program Cara Cari Pahala bersama Sule di Garuda TV. Ia dikenal masyarakat dengan sebutan Ustad Kece. (Jimmy)