BERITABUANA.CO, DEPOK – Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Depok menyebut, temuan Lumpy Skin Disease (LSD) atau penyakit lato-lato pada sapi di wilayah Kota Depok, masih terhitung kecil dari total populasi keseluruhan. Lantaran itulah, saat ini pihaknya terus melakukan observasi terhadap sejumlah peternak sapi yang ada di Kota Depok.
“Ditemukan yang bergejala itu kurang lebih jumlah kasus 21 dan sembuh 6 dari populasi 6.542 sampai bulan Mei ini dan masih dalam observasi,” jelas Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) DKP3 Kota Depok, Dede Zuraida, Rabu (31/5/2023).
Ia memaparkan, penyakit LSD disebabkan oleh virus dari keluarga Poxviridae yang menyebar melalui gigitan serangga seperti nyamuk dan lalat. Hewan ternak yang kena virus tersebut, menunjukan gejala sesuai dengan perkembangan penyakit yang menginfeksi.
“Hingga saat ini belum ada pengobatan khusus terhadap LSD, karena di Depok tidak ada kasus yang berbenjol sekujur tubuh sapi, hanya beberapa benjolan kecil di bagian tertentu dan tidak bernanah,” tekannya.
Dede mengutarakan, pengobatan LSD bersifat symptomatik untuk mengobati gejala klinis yang muncul dan suportif, untuk memperbaiki kondisi tubuh ternak terinfeksi. Ia pun mengungkapkan, kewaspadaan terhadap LSD harus ditingkatkan dengan memperkuat sistem surveilans deteksi dini penyakit.
“Salah satunya dengan vaksinasi. Kemudian, memperketat pengawasan lalu lintas hewan dan pengujian serta diagnosis penyakit LSD,” urai Dede.
Untuk memperoleh izin pemasukannya dan pengeluaran ternak, tukasnya, peternak dan pedagang dapat menghubungi DKP3 Kota Depok di nomor Hotline 0812-1330-5834.
“Saat ini pengawasan yang kami lakukan hanya pada peternak saja, belum sampai ke lapak-lapak berjualan. Tapi kami akan mulai berkeliling pada H-10 Idul Adha dengan menggerakkan kurang lebih 30 petugas,” pungkasnya. (Rki)