Keinginan Orang Tua Hambat Lahirnya Petani Milenial

by
Ketua KTNA NTT, Oktory Gasperz terima plakat usai jadi nara sumber. (Foto: iir)

BERITABUANA.CO, KUPANG – Usia petani saat ini banyak di atas 55 Tahun. Hal ini disebabkan keinginan orang tua yang menghambat lahirnya petani-petani milenial.

Penilaian tersebut disampaikan Ketua Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) Provinsi NTT, Oktory Gasperz saat diskusi di kegiatan Sosialisasi ST2023, di aula Kantor BPS Provinsi NTT, Selasa (16/5/2023).

“Kadang dari dalam rumah tangga itu sendiri, yang memotivasi agar anak-anaknya tidak jadi petani seperti orang tuanya,” ujar mantan Ketua DPRD Kabupaten Kupang ini.

Orang tua seringkali susah-susah menyekolahkan anak, sehingga tidak ingin anaknya jadi petani, tapi kerja di tempat lain yang tidak berkaitan dengan beceknya sawah atau peternakan.

“Padahal mereka punya sawah yang luas dan hewan piaraan yang banyak, tapi tidak ingin anaknya mengikuti jejaknya,” papar Oktory Gasperz.

Motivasi di dalam rumah saja seperti itu, kata Oktory Gasperz, sehingga terpatri dipikiran anaknya, agar tidak kembali ke desa setelah selesai sekolah.

“Secara pribadi, saya ingin menjadi contoh bagi petani lain, dimana saya mengarahkan anak-anak supaya bisa melanjutkan pekerjaan saya sebagai petani. Biar mereka sudah sekolah diluar, tapi harus kembali ke desa. Memang itu gampang-gampang susah,” aku Oktory Gasperz.

Untuk itu, tambah Oktory, harus ada kebijakan khusus bersama dalam program pertanian, seperti Digitalisasi Pertanian sangat penting.

“Para petani milenial bisa menangani Digitalisasi Pertanian, sebagai salah satu gerakan yang bisa timbulkan minatnya untuk kembali ke desa, mengelola potensi yang ada,” ujar Oktory Gasperz.

Menurut Oktory Gasperz, sebagai Ketua KTNA Provinsi NTT tidak bisa memastikan jumlah petani yang ada, sebab petani bukan hanya di sawah tapi juga nelayan dan peternak.

“Kita tunggu hasil pendataan ST2023 nanti, yang pastinya akurat, berapa jumlah petani yang ada di Provinsi NTT ini,” kata Oktory Gasperz. (iir)