Ngeri Kali Langkah Rusia Mengurangi Produksi Minyak Mentah, Indonesia Bisa Terkena Dampak

by
Presiden Rusia Vladimir Putin marah (Foto: Google)

BERITABUANA.CO, MOSKOW – Presiden Rusia Vladimir Putin berencana untuk melanjutkan pengurangan produksi minyak mentah sebesar 500.000 barel per hari hingga akhir Juni tahun ini. Dan “memperpanjang senjatanya” melawan Barat.

Manuver tersebut diambil saat koalisi Barat terus menerus menekan negara itu dengan embargo ekonomi akibat serangannya ke Ukraina.

Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak pada hari Selasa (21/3/2023) waktu setempat menuturkan pemotongan ini didasari oleh larangan impor Uni Eropa (UE) dan batasan harga minyak mentah Rusia dan produk minyak mentah. Ia menegaskan Moskow tak akan menjual minyak kepada negara yang menerapkan batas harga.
Rusia pertama kali mengumumkan pengurangan produksi 500.000 barel per hari pada Februari lalu karena batasan harga yang dijatuhkan UE dan negara-negara G7. Produksi minyak Rusia sebagian besar tetap stabil pada bulan Desember dan Januari meskipun ada sanksi yang dikenakan pada minyak mentahnya.
Namun, rendahnya harga minyak mentah kelas Ural pada Januari menggeser anggaran Rusia menjadi defisit dari surplus pada Januari 2022. Saat itu, Novak hanya mengatakan akan memangkas produksi minyak bulan Maret.
“Sampai hari ini, kami menjual penuh seluruh volume minyak yang diproduksi, namun seperti yang telah disebutkan sebelumnya, kami tidak akan menjual minyak kepada mereka yang secara langsung atau tidak langsung mematuhi prinsip ‘batas harga’,” kata Novak dikutip Oil Price.

Langkah ini sendiri ditakutkan menaikan harga minyak dunia, termasuk ke Indonesia yang banyak mengimpor minyak. Tercatat, minyak mentah Brent berhasil mengalami kenaikan hingga 1,00% pada hari di mana Novak mengumumkan perpanjangan pemotongan produksi hingga Juni.

Harga minyak telah kehilangan lebih dari US$ 10 (Rp 140 ribu) per barel selama beberapa minggu terakhir, sebagian didorong oleh hampir bangkrutnya bank SVB dan kepanikan bahwa situasi yang mengerikan dapat menyebar ke bank lain. Ini dirasa merupakan indikasi masalah ekonomi yang lebih luas.
Rusia juga mengatakan hampir mencapai target pengurangan produksi 500.000 bph untuk bulan ini. Waktu pemotongan produksi Rusia pun dapat menjadi hadiah bagi OPEC, yang masih berusaha memangkas produksi karena gagal menaikkan harga.(Kds)