Kecamatan Giriwoyo Sukses Gelar Diskusi Literasi dan Bedah Buku ‘Cita-cita Titik Dua Petani’

by
Diskusi literasi dan bedah buku karya Kanti W. Janis di Wonogiri. (Foto: Ist)

BERITABUANA.CO, WONOGIRI Untuk meningkatkan minat baca masyarakat, Forum Taman Bacaan Masyarakat (FTBM) Kabupaten Wonogiri bersama Pemerintah Kecamatan Giriwoyo menggelar diskusi literasi dan bedah buku pada Senin kemarin (6/2/2023). Bertempat di Pendopo Kecamatan Giriwoyo, acara ini menghadirkan penulis buku dan tokoh literasi nasional, Kanti W. Janis serta Wien Muldian.

Sekcam Giriwoyo, Ismeidi, saat sambutan mewakili Camat Giriwoyo mengatakan jika acara dihadiri oleh Kepala Desa dan Lurah se-Kecamatan Giriwoyo, Mahasiswa KKN dari Universitas Diponegoro (Undip), Imapres Wonogiri, siswa-siswi SMA Pangudi Luhur Giriwoyo, dan pengurus perpustakaan Desa di Kecamatan Giriwoyo.

“Diskusi literasi dan bedah buku karya Kanti W. Janis ini luar biasa.  Buku ‘Cita-cita Titik Dua Petani’ bukanlah buku biasa. Selama ini petani menjadi kaum yang disepelekan karena mengolah lahan, terkesan hanya bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan diri sendiri,” paparnya.

“Jangan memandang sebelah mata petani, karena petani yang membantu kita. Bahkan petani besar bisa menjadi pengusaha. Tanpa petani, kita akan kesulitan mencukupi kebutuhan pokok sehari-hari,” tandasnya menambahkan.

Ia berharap, dengan adanya bedah buku ini peserta kegiatan dapat memetik isi buku “Cita-Cita Titik Dua Petani” dan bisa mengaplikasikannya dalam kehidupan.

Wahyudi, Ketua FTBM Kabupaten Wonogiri, berharap kegiatan ini bisa memantik peserta agar bersemangat dalam menulis ataupun menjadi penulis, serta dapat mengambil hikmah dari ilmu yang didapat.

Penyelenggaraan bedah buku kali ini juga bekerjasama dengan Indonesian Writers Inc. Menurut Wien Muldian, salah satu penggagas Koperasi Penulis Bangsa Indonesia, penerbit hari ini sudah berubah. “Sekarang penerbit menjadi mitra kolaborasi penulis,” tuturnya.

Bedah buku Kanti W. Janis merupakan rangkaian road show yang diselengarakan di 11 kota dan 15 titik lokasi. Kanti menjadi penulis pertama di Indonesia yang melakukan  road show setelah pandemi.

“Road show ini bertujuan untuk mendengar langsung kehidupan petani, pelajar, dan yang lainnya, sebagai materi untuk tulisan kami selanjutnya,” imbuh Wien Muldian.

Bachtiar, selaku moderator diskusi dalam pembukaannya menyampaikan bahwa dalam novel “Cita-cita Titik Dua Petani” menggambarkan sosok petani yang tidak realistis. Dalam novel ini, petani yang digambarkan bukanlah yang setiap pagi berangkat membawa cangkul.

Namun, seorang yang mempunyai karakter kuat dengan berbagai konflik. Seorang yang melanglang buana dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

Menurut Kanti, novel ini menceritakan realita kehidupan sekarang. Petani yang mempunyai kegiatan menanam, tapi kehidupannya tidak sebanding dengan hasil bertaninya. Meski begitu, sebagai petani juga bisa menjadi hebat sekalipun anak-anak sekarang jarang yang mempunyai cita-cita menjadi petani.

“Kenapa profesi petani yang begitu penting, bahkan kerap dijadikan bintang iklan,  tetapi permasalahan petani tidak terselesaikan?” tekan Kanti. (Jimmy)