LPPM ATVI Beri Literasi Media Digital dan Pemberdayaan Ibu Rumah Tangga

by
LPPM ATVI) menyelenggarakan program pengabdian masyarakat bagi para ibu-ibu di PAUD Bougenvil, RT 010/RW 05, Kampung Bali, Duri Kepa, Jakarta Barat, Rabu (23/11/2022). (Foto: Ist)

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat –Akademi Televisi Indonesia (LPPM ATVI) kembali menyelenggarakan program pengabdian masyarakat untuk kalangan warga sekitar kampus. Pelaksanaan pengabdian masyarakat kali ini ditujukan bagi para ibu-ibu yang dilaksanakan di PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) Bougenvil, RT 010/RW 05,  Kampung Bali, Duri Kepa, Jakarta Barat, Rabu (23/11/2022).

Tema pengabdian kepada masyarakat yang diusung adalah ‘Literasi Penggunaan Media Digital dan Pemberdayaan Ibu Rumah Tangga’. Sekitar 30-an ibu rumah tangga yang anaknya bersekolah di PAUD Bougenvil ini mengikuti dengan seksama materi yang disampaikan para dosen ATVI tersebut.

Di tengah acara, tim LPPM ATVI juga menampilkan selingan yang menyegarkan atau ice breaking yang dipimpinnya Safrudiningsih.

Acara yang berlangsung  di perkampungan padat ini nyatanya tetap membuat para ibu rumah tangga betah hingga selesai.

Selain tuan rumah yang juga pimpinan PAUD Bougenvil, hadir penilik sekolah dari Suku Dinas Pendidikan Wilayah 2 Kota Administratif Jakarta Barat, Halim. Is ikut memberikan sambutan, dukungan, dan bahkan mengikuti acara hingga akhir.

Ketua LPPM ATVI, Ratih Damayanti mengatakan, apa yang dilakukan tim LLPM ATVI selaian bentuk pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi, juga merupakan tanggung jawab perguruan tinggi untuk ikut menyebarkan ilmu dan pengetahuan bagi masyarakat, khususnya masyarakat sekitar lingkungan kampus.

“Ini kali kesekian kita berada di sini, senang dapat berbagi pengetahuan kepada warga Kampung Bali,” katanya.

Sebagai tuan rumah, Ibu Tri Ekasila menganjurkan kepada para ibu rumah tangga yang hadir, untuk memasukkan anak-anaknya yang masih balita di PAUD, karena PAUD punya banyak kelebihan dibandingkan lembaga lain seperti Bimba.

“Di PAUD, anak-anak akan dididik sesuai dengan konsep yang dianjurkan pemerintah yakni belajar dan bermain sehingga anak tumbuh kembang sesuai dengan usianya. Ibu-ibu jug akan mudah memasukkan anaknya ke jenjang berikut yakni SD, sebab data anak di PAUD akan nyambung dengan data di SD,” katanya.

Sedangkan pemilik sekolah dari Suku Dinas Pendidikan Jakarta Barat, Halim mengingatkan peran orang tua dalam proses pendidikan anak-anaknya, terutama yang masih kecil. Menurutnya, ada tiga tugas bagi orang tua yaitu memberi suri teladan, membimbing, dan melatih. Ketiga hal ini kait mengkait.

“Tidak sulit bagi orang tua untuk mendidik anak-anaknya bila tiga hal itu diterapan dalam keseharian baik di rumah maupun di lingkungan. Anak-anak dibimbing, diarahkan, sambal dilatih agar menjadi anak yang mandiri. Di samping itu, suri teladan orang tua bisa ditunjukkan dalam aktivitas sehari-hari yang dapat dilihat anak-anaknya,” ujar Halim.

Jari Tangan dan Literasi

Dosen ATVI, Sisca T Gurning  mengingatkan ibu-ibu rumah tangga untuk mengetahui dan memahami fungsi telepon pintar atau gawai yang setiap hari digunakan. Pemahaman akan gawai ini sangat penting agar penggunaannya bermanfaat dan sebaliknya tidak menjerat ibu-bu rumah tangga dalam lingkaran kegiatan yang tidak berguna, apalagi mengakibatkan masalah, bila penggunaannya salah.

Dengan gaya ceria, Sisca memberikan contoh lima jari tangan yang punya fungsi masing-masing, dan menekankan fungsi jari telunjuk dan juga jempol yang saling terkait ketika para ibu rumah tangga dan masyarakat menggunakan gawai.

“Lima jari ibu-ibu bagaikan harimau, terutama jempol. Jadi hati-hati ketika menggunakan jari jempol untuk menulis, membuat konten, atau mengirim/share konten dari orang lain yang belum tentu berguna bagi temen-temen kita di grup, harimau akan menerkam kita,” paparnya.

Menurut Sisca, telepon pintar itu harus digunakan secara benar danbijak. Semua itu agar membawa manfaat buat kita semua, dan bukan sebaliknya untuk menghujat, membuat berita bohong atau hoak, dan menyebar permusuhan.

“Jadi, mari kita mulai dengan kesadaran bahwa gawai membantu kita melakukanbanyak hal yang positif. Hilangkan kebiasaan buruk saat menggunakan gawai, agar kita terhindar dari risiko,” ajak Sisca.

Pentingnya literasi digital ini mengingat bahwa Indonesia merupakan negara yang pengguna internet cukup tinggi di dunia. Menurut Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) Muhammad Arif, saat Indonesia Digital Outlook 2022, di The Westin, Jakarta, Juni 2022 menyebutkan, kini sekitar  77 persen penduduk Indonesia sudah menggunakan internet.

Pertumbuhan ini sangat fantastis, sebelum pandemi angkanya hanya 175 juta. Sedangkan data terbaru APJII, tahun 2022 pengguna internet di Indonesia mencapai sekitar 210 juta. Artinya ada penambahan sekitar 35 juta pengguna internet di Indonesia.

Sedangkan data yang diungkapkan Direktur Aptika Kementerian Komunikasi dan Informas, Semuel Abrijani Pangerapan, sebanyak 200 juta masyarakat Indonesia telah memiliki akses menggunakan internet. Dari angka tersebut, persentase pengguna internet perempuan ternyata lebih tinggi daripada laki-laki.

Data tersebut diambil berdasarkan Survei Indeks Literasi Digital Nasional 2021, di mana 56,6 persen pengguna internet di Indonesia adalah perempuan. Angka tersebut dianggap dapat menjadi bukti bahwa perempuan Indonesia telah mendapatkan akses ke teknologi dan sedang menjalani migrasi dan transformasi digital.

Keterampilan bagi Ibu Rumah Tangga

Sementara dosen ATVI lainnya, Safrudiningsih memberikan pelatihan keterampilan membuat wadah jarum atau pincushion yang dapat dibuat dari kain bekas dan wadah plastik yang tak digunakan lagi.

Dengan telaten, para ibu rumah tangga mengikuti arahan dosen yang akrab disapa Kak Ning Nong ini, mulai menjahit kain bekas, dibentuk seperti bulatan, lalu diisi bahan dakron dan ditempel wadah plastik tersebut. Penempelan dilakukan dengan lem tembak yang hasilnya cukup kuat.

Keterampilan praktis yang bisa ditiru oleh para ibu rumah tangga dengan pola dan bentuk lain itu sangat menarik  dan membuat para ibu-ibu  ingin terus diajarkan keterampilan lain oleh para dosen ATVI. “Pertemuan berikut kita akan berikan beragam bentuk keterampilan yang mudah dibuat,” kata Safrudiningsih. (Jimmy)