Data Digital Perlu Dijaga untuk Menghindari Potensi Buruk

by
Diskusi #MakinCakapDigital Kominfo berkolaborasi dengan Siberkreasi bertajuk "Menjadi Masyarakat Digital yang Pintar". (Foto: Dokumentasi)

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Transformasi digital mengharuskan masyarakat untuk mampu beradaptasi dengan budaya baru, serta menjadi masyarakat digital yang pintar. Pasalnya ruang digital tidak hanya memfasilitasi kemudahan berbagai manfaat di dalamnya, tetapi juga mengandung celah-celah digital.

Ketua PW Fatayat NU DIY, Maryam Fithriati menjelaskan, pengguna Internet Indonesia mencapai 204,7 juta (73,7%) pengguna. Perubahan gaya hidup menjadi serba digital menawarkan kemudahan dan kepraktisan dalam melakukan berbagai aktivitas.

“Di sisi lain, tingginya aktivitas digital juga membuka potensi buruk, seperti penipuan dan pencurian akun. Untuk itu, diperlukan pemahaman masyarakat terkait keamanan digital,” kata Maryam dalam diskusi dalam diskusi #MakinCakapDigital Kominfo berkolaborasi dengan Siberkreasi bertajuk “Menjadi Masyarakat Digital yang Pintar” pada Kamis (13/10/22).

Maryam memaparkan data tentang fakta keamanan digital. Sebanyak 38% pengguna internet di Asia Tenggara masih mengabaikan keamanan saat berinternet selama pandemi Covid-19 (Kaspersky, September 2020).

“Lebih dari 90% negara kurang memperhatikan pentingnya keamanan siber, termasuk Indonesia,” ucapnya.

Dia menilai, sangat penting netizen paham keamanan digital. Sebab, semakin tinggi penggunaan media digital, semakin tinggi ancaman dan serangan digital berkembang lebih canggih.

“Tidak hanya untuk mengamankan data yang kita miliki melainkan juga melindungi data pribadi yang bersifat rahasia,” tuturnya.

Senada, Guru Seni di Langgar.co Danu Anggada Bimantara menilai, penting juga mengetahui literasi digital. Dengan literasi digital, akan menjunjung sikap terbuka dan positif, toleran, inklusif, humanis terhadap orang lain.

“Perteguh integritas dan keselarasan diri, perteguh komitmen kedaulatan bangsa dan negara, kendalikan ruang digital untuk hal-hal positif, edukatif dan produktif. Dan, bersikap moderat, luwes, adaptif, dan akomodatif atas nilai-nilai baru. Menjadi pelopor berinternet nyaman dan aman,” kata Danu.

Selain itu, Danu juga mendorong manfaatkan ruang digital sebagai saran menebar kebaikan. Seperti mencari inspirasi, edukasi dan ilmu pengetahuan.

“Mengaktualisasi pesan damai dan cinta kasih dalam pergaulan di internet. Menjaga ukhuwah diniyyah (persaudaran terhadap sesama orang islam), ukhuwah wathaniyyah (persaudaraan berdasarkan rasa kebangsaan), ukhuwah basyariyyah (persaudaraan berdasarkan sesama mahluk tuhan),” tutur Danu. “Meneguhkan sikap toleran, inklusif, dan humanis.”

Contoh manfaat internet dan sosial media, menumbuhkan sikap kreatif yang menghasilkan, membangun relas komunitas, berbagi pengetahuan, berbagi dan empati.

“Kita harus membuat aksi cerdas, kreatif dan produktif di ruang difgital,” pesan Danu.

Sementara itu, Associate Professor – Administrasi Publik UNSOED Dwiyanto Indiahono, juga memberikan tips menjadi netizen cerdas dan beradab. Diantaranya, berkumpulah dengan komunitas yang baik, saring informasi

(chek konten yang mencurigakan), tenangkan diri & berfikir jernih dalam membuat Konten (tahan/jeda sejenak), posting/sharing konten valid, bermanfaat, & sampaikan secara santun.

“Mari kita rayakan teknologi, kita hormati ilmu pengetahuan, kita dukung semua bentuk kemajuan, tetapi semua harus demi mengangkat derajat manusia. Etika ada karena kita adalah manusia,” kata Dwiyanto.

 

Catatan: 

Informasi lebih lanjut dan acara literasi digital GNLD Siberkreasi dan #MakinCakapDigital lainnya, dapat mengunjungi info.literasidigital.id dan mengikuti @siberkreasi di sosial media.