Berbahasa Baik di Medsos Dinilai Bentuk Menjaga Karakter Bangsa

by
Diskusi #MakinCakapDigital Kominfo berkolaborasi dengan Siberkreasi bertajuk "Mari Berbahasa yang Benar dan Beretika di Ruang Digital". (Foto: Dokumentasi)

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Penggunaan bahasa yang baik dengan bertanggung jawab atas apa yang ditulis di media sosial sangat penting terus didorong agar tidak terjadi misinformasi. Termasuk mengedepankan rasa kebangsaan bukan bahasa yang tidak beretika yang sifatnya mengadu domba.

Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Udayana Ni Made Ras Amanda G mengungkapkan, ada beberapa alasan motivasi para pembuat misinformasi. Di antaranya, motivasi keuntungan ekonomi, perpecahan politik/ sosial, meningkatkan pengaruh, menurunkan kepercayaan, dan membangun kebingungan.

“Untuk menghindari itu, kita harus punya tiga skill yang terpenting, kritis mengobservasi, membaca dengan benar, reverse image search,” kata Amanda dalam diskusi #MakinCakapDigital Kominfo berkolaborasi dengan Siberkreasi bertajuk “Mari Berbahasa yang Benar dan Beretika di Ruang Digital” pada Rabu (12/10/22)

Selain itu, menurut Amanda, penting melakukan verifikasi saat berencana untuk membagikan sesuatu dengan yang lain, terutama di Medsos.

“Termasuk saat Anda tidak yakin atau skeptis akan sesuatu, sesuatu itu terkait dengan keyakinan/ pandangan yang cukup mendalam, saat anda merasakan reaksi yang sangat emosi setelah anda melihat sesuatu. Ini penting melakukan verifikasi,” ujarnya.

Bagi Amanda, internet adalah wadah berinteraksi, tetapi bagaimana dan dengan siapa berinteraksi, bisa menjadi bencana manakala etika berinteraksi selayaknya di dunia nyata dilupakan.

Etika hadir sebagai seorang bijak, yang mengingatkan kembali hakikat berinteraksi walau melalui media teknologi informasi, tetap menjadikan manusia dengan rasa.

“Etika digital ditawarkan sebagai pedoman memuat akun secara sadar, tanggung jawab, berintegritas, dan menjunjung nilai-nilai kebajikan antar insan dalam menghadirkan diri, kemudian berinteraksi, berpartisipasi, bertransaksi, dan berkolaborasi dengan
menggunakan media digital,” tegasnya.

Dosen Pascasarjana Fakultas Ekonomi Universitas Islam Batik Surakarta Supawi Pawenang, mengkhawatirkan melemahnya karakteristik bangsa dampak kemajuan teknologi saat ini.

“Solusinya? Kuatkan kembali budaya
berbangsa. Dalam konteks ini, kuatkan kompetensi budaya bermedia digital,” kata Supawi.

Selain itu, menurut Supawi, tentunya sangat baik bila ikut mendokumentasi karya budaya bangsa sendiri dalam
bentuk data digital.

Masyarakat juga perlu nenggunakan bahasa yang baik dan benar dalam bermedia digital. Karena bahasa adalah simbol karakter bangsa. Beretika digital yang baik, sehingga mencerminkan karakter bangsa yang luhur.

“Mari kita tunjukkan nartabat dan karakter bangsa Indonesia yang berbudaya luhur, dengan cara berbahasa yang baik dan benar serta beretika yang luhur di ruang media digital,” Imbau Supawi.

Fasilitator Komunitas & Penggiat Advokasi Sosial Ari Ujianto menambahkan, dalam bermedsos diperlukan prinsip think. Yaitu, apakah informasi atau konten yang diunggah atau yang dibagi adalah benar? Apakah yang diunggah bermanfaat dan
membantu?

“Apakah konten tersebut termasuk kategori illegal? Apakah penting/mendesak diunggah/dibagikan Apakah konten yang diunggah tidak menyakiti orang lain?” kata Ari. (Kds)

Catatan: 

Informasi lebih lanjut dan acara literasi digital GNLD Siberkreasi dan #MakinCakapDigital lainnya, dapat mengunjungi info.literasidigital.id dan mengikuti @siberkreasi di sosial media.