Etika Digital Penting Diterapkan Ketika Berkomunikasi di Medsos

by
Diskusi #MakinCakapDigital Kemenkominfo berkolaborasi dengan Siberkreasi bertajuk "Pahami dan Cermati Etika di Media Sosial". (Foto: Dokumentasi)

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Selain penguasaan akan teknologi, etika digital juga menjadi keterampilan yang perlu diterapkan semua pengguna. Karena, kesopanan maupun tata krama saat berkomunikasi di ruang digital menjadi perhatian meski tidak bertatap muka langsung.

Dosen Ilmu Komunikasi FISIP Undip
Ketua ISKI Jawa Tengah, Lintang Ratri Rahmiaji mengatakan, Indonesia menjadi negara dengan kasus cyber terbesar nomor 1 di dunia.

“Survei Microsoft 2020 (rilis Februaru 2021) pada 58.000 orang di 32 negara, menyimpulkan antara lain netizen Indonesia paling tidak sopan di Asia Tenggara,” kata Lintang dalam diskusi #MakinCakapDigital Kemenkominfo berkolaborasi dengan Siberkreasi bertajuk “Pahami dan Cermati Etika di Media Sosial” pada Jumat (24/9/2022).

Lintang,  dalam keterangan tertulisnya, Senin (27/9/2022), memaparkan, data per Januari 2021, dari 274,9 juta penduduk, 370,1 juta orang melakukan koneksi telepon seluler, 204,7 juta pengguna internet, dan
191,4 juta pengguna media sosial aktif.

Dari penggunaan waktu, 8 jam 36 menit menggunakan internet di semua perangkat, 2 jam 50 menit dihabiskan menonton TV, 3 jam 17 menit menggunakan media sosial, 1 jam 47 menit membaca berita (daring maupun cetak).

Menurut Lintang, yang perlu diperhatika dari pengunaan medsos tersebut adalah memastikan tidak terjadinya, perundungan, ujaran kebencian hingga berita bohong alias hoaks.

“Kritik boleh, hatespeech jangan,” kata Lintang.

Penulis & Pegiat Literasi Komunitas Digital Kaliopak M. Jadul Maula menambahkan, pengguna medsos harus menerapkan prinsip etika komnunikasi antar persona, baik tatap muka maupun via maya.

Menurut Jadul, jika ingin mengkritik, pastikan berbasis data, sertakakan bukti yang sahih. Kemudian, fokus pada subtansi bukan menyerang pribadi atau golongan.

“Jika ingin mengkritik, sertakan solusi, pastikan niat baik Anda di setiap kritikan atau pendapat yang Anda sampaikan, jangan terjebak arus mainstrim,” pesan Jadul.

Sementara itu, Fasilitator Komunitas & Penggiat Advokasi Sosial Ari Ujianto mengingatkan, internet bisa menjadi alat perusak bangsa dan karakter manusianya bila tidak digunakan dengan baik.

“Mari kita rayakan teknologi, kita hormati ilmu pengetahuan, kita dukung semua bentuk kemajuan, tetapi semua harus demi mengangkat derajat manusia. Etika ada karena kita adalah manusia,” kata Ari. (Kds)

Catatan: 

Informasi lebih lanjut dan acara literasi digital GNLD Siberkreasi dan #MakinCakapDigital lainnya, dapat mengunjungi info.literasidigital.id dan mengikuti @siberkreasi di sosial media.