Hoaks akan Terkikis Jika Cermat Dalam Mencerna Informasi

by
Diskusi #MakinCakapDigital Kemenkominfo berkolaborasi dengan Siberkreasi bertajuk "Interaksi Online Nyaman, Kikis Ujaran Kebencian". (Foto: Dokumentasi)

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Kemajuan teknologi informasi yang begitu masif meluas ke semua bidang, tidak menutup kemungkinan memiliki efek negatif. Bahkan menghadirkan sejumlah dampak sosial.

Dosen Untag Surabaya Bambang Kusbandrijo mengatakan, problem masyarakat bukan pada bagaimana mendapatkan berita, melainkan kurangnya kemampuan mencerna informasi yang benar.

“Saat ini, rasanya hampir semua sisi kehidupan manusia terpengaruh proses oleh digitalisasi. Namun, masih banyak pengguna internet terpapar oleh informasi yang tidak benar maupun ujaran kebencian,” kata Bambang dalam diskusi #MakinCakapDigital Kemenkominfo berkolaborasi dengan Siberkreasi bertajuk “Interaksi Online Nyaman, Kikis Ujaran Kebencian” pada Kamis (22/9/22).

Karenanya, menurut Bambang, dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (24/9/2022), diperlukan kesiapan yang matang dari masyarakat dalam memanfaatkan media sosial. Sebab, dampak dari hoaks berpotensi pecah belah bangsa. Contoh kasus di Suriah dan Yaman yang terjadi karena hoaks.

Bambang menilai, ujaran kebencian, caci maki di medsos telah menjadi santapan harian. Aliran informasi di medsos juga sudah diluar nalar akal sehat kita semua.

“Hoaks terjadi bukan besifat natural – alamiah tapi by desain,” ujarnya.

Untuk mencegah ujaran kebencian dan hoaks, harapannya ada pada pemuda sebagai Agent of Change dalam mewujudkan bangsa Indonesia menjadi lebih baik.

Bagi Bambang, sebagai generasi penerus bangsa, pemuda memiliki peran penting dalam proses pembangunan dan berpartisipasi untuk menyelesaikan tantangan persoalan dalam bidang sosial-ekonomi dan lingkungan khususnya di era digital saat ini.

Pemuda harus bangga menjadi bangsa Indonesia dan siap memajukan Indonesia. Bisa dengan cara inovatif, kreatif dan produktif dengan jiwa kewirausahaan.

“Mengoptimalkan layar sentuh membanjiri konten jagat internet dengan informasi budaya bangsa. Ingat, martabat bangsa adadijarimu, dan jarimu harimaumu, jarimu masa depanmu,” ucap Bambang.

Sementara itu, Direktur DOTstudios.ID Akhmad Nasir, mengingatkan akan kejamnya jejak digital.

Nasir lantas berpesan agar menjaga rekam jejak digital. Karena sangat mempengaruhi reputasi kita. Ia menilai, tidak ada yang aman 100% di dunia digital, yang bisa dilakukan adalah mengurangi risikonya sedapat mungkin.

“Keamanan berbanding terbalik dengan kemudahan, sedikit ribet dan waspada akan membuat kita lebih aman di dunia digital. Selalu berpikir kritis, tidak mudah percaya dengan semua yang kita dapat di internet,” pesan Nasir.

Direktur Buku Langgar Langgar.co Abdul Rohman berharap, setiap pengguna internet bisa mengoptimalkan penggunaan perangkat digital utamanya perangkat lunak sebagai fitur proteksi dari serangan siber.

“Kita diharapkan mampu menyeleksi dan memverifikasi informasi yang didapatkan serta menggunakannya untuk kebaikan diri dan sesama,” kata Rohman. (Kds)

Catatan: 

Informasi lebih lanjut dan acara literasi digital GNLD Siberkreasi dan #MakinCakapDigital lainnya, dapat mengunjungi info.literasidigital.id dan mengikuti @siberkreasi di sosial media.