AS Ancam China akan Kirim Pasukan ke Taiwan Bila Melakukan Invasi

by
Presiden AS Joe Biden

BERITABUANA.CO, WASHINGTON DC – Pemerintah China marah besar terhdap Amerika Serikat (AS). Kemarahannya disebabkan sikap Presiden AS, Joe Biden yang mengatakan bahwa pasukan AS akan membela Taiwan jika China menginvasi.

Menurut Beijing, apa yang akan dilakukan AS “sangat melanggar” kebijakan Washington terhadap Taiwan. Sebab, Washington sendiri sudah memutuskan hubungan diplomatik formal dengan Taiwan pada 1979, mengalihkan pengakuan ke Beijing sebagai satu-satunya perwakilan China. Namun, sejak itu AS tetap mempertahankan peran yang menentukan dalam mendukung Taiwan.

Dilansir dari kantor berita AFP, Selasa (20/9/2022), dalam sebuah wawancara dengan televisi Amerika Serikat, CBS yang ditayangkan pada hari Minggu (18/9) lalu, Biden ditanya apakah pasukan AS akan membela Taiwan, dan menjawab “ya”, jika itu adalah “serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya”.

China bereaksi dengan marah pada hari Senin (19/9). Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning mengatakan pada konferensi pers reguler: “Pernyataan AS … sangat melanggar komitmen penting yang dibuat AS untuk tidak mendukung kemerdekaan Taiwan, dan mengirim sinyal yang sangat salah kepada pasukan kemerdekaan separatis Taiwan.”

“Kami bersedia melakukan upaya tulus terbesar untuk memperjuangkan prospek reunifikasi damai,” kata Mao.

“Pada saat yang sama, kami tidak akan pernah mentolerir kegiatan apa pun yang bertujuan memecah belah negara, dan kami memiliki pilihan untuk mengambil semua tindakan yang diperlukan,” tegas Mao.

Ketegangan antara China dan AS sudah meningkat setelah kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi, sekutu utama Biden ke Taiwan.

Pekan lalu, komite Senat AS mengambil langkah pertama untuk secara langsung memberikan miliaran dolar bantuan militer ke Taiwan dan membuat hubungan lebih resmi.

Sebelumnya pada awal September lalu, pemerintah AS menyetujui penjualan senjata potensial senilai lebih dari US$ 1 miliar ke Taiwan, termasuk 60 rudal anti-kapal dan 100 rudal udara-ke-udara, yang memicu kemarahan dari China.

“Kami mendesak pihak AS untuk sepenuhnya mengakui kepentingan ekstrem dan sensitivitas tinggi dari isu Taiwan … (dan) dengan sungguh-sungguh menerapkan komitmen yang dibuat oleh para pemimpin AS untuk tidak mendukung kemerdekaan Taiwan,” tambah Mao. (Kds)