Penurunan Empat Kelompok Pengeluaran Pemucu Deflasi di NTT

by
Kepala BPS Provinsi NTT, Matamira Kale saat jumpa pers virtual. (Foto: iir)

BERITABUANA.CO, KUPANG – Penurunan empat kelompok pengeluaran alami penurunan indeks harga, sebagai pemicu terjadinya Deflasi di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Agustus 2022.

Hal ini dikatakan Kepala BPS Provinsi NTT, Matamira Kale saat jumpa pers virtual, pada Jumat (1/9/2022).

“Kelompok pengeluaran ada 11 Kelompok, empat diantaranya alami penurunan,” tandas Matamira Kale.

Dikatakan Matamira Kale, kelompok makanan, minuman, dan tembakau
penurunannya yang terbesar, yakni mencapai 2,07 Persen.

“Lalu diikuti Kelompok Transportasi sebesar 1, 85 Persen, setelah itu Kelompok Kesehatan ada 0, 14 Persen serta Kelompok Pakaian dan Alas Kaki mencapai 0,03 Persen,” papar Matamira Kale.

Dikatakan Matamira Kale, Deflasi di Provinsi NTT pada Agustus ini sebesar 0.83 Persen, hal ini searah dengan yang terjadi pada Agustus 2021 dengan Deflasi 0.58 Persen.

“Kalau kita bandingkan, maka Deflasi Agustus 2022 lebih dangkal dari Deflasi Agustus 2021,” ujar Matamira Kale.

Secara rinci Matamira menjelaskan pemicu Deflasi pada Agustus 2022 di tiga Kota Inflasi di Provinsi NTT, yakni Kota Maumere karena penurunan indeks harga pada 4 dari 11 kelompok pengeluaran.

“Kota Inflasi Maumere, Kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks harga terbesar yakni kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 2,31 Persen, diikuti oleh kelompok transportasi sebesar 2,14 Persen,” kata Matamira Kale.

Kota Inflasi kedua yakni Kota Waingapu, tambah Matamira Kale, dipicu penurunan indeks harga pada tiga dari 11 kelompok pengeluaran.

“Kelompok pengeluaran harga terbesar adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 3,75 Persen diikuti oleh kelompok kesehatan sebesar 0,49 Persen,” tambahnya.

Dan Kota Kupang sebagai Kota Inflasi di NTT, tegas Matamira Kale, didorong oleh penurunan indeks harga pada empat dari 11 kelompok pengeluaran, dimana penurunan indeks terbesar terjadi pada kelompok transportasi sebesar 2,04 Persen, diikuti oleh penurunan indeks harga kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 1,77 Persen. (iir)