Dukung Swasembada Ternak, Kemenhub Samakan Persepsi Embrio kebijakan Angkutan Tepat Sasaran

by
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut mengupayakan pengembangan kapal khusus angkutan ternak secara bertahap dan terencana mencakup wilayah sentra lumbung ternak sapi terbesar di Indonesia ke seluruh nusantara. (Foto:Yus)

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Kementerian Perhubungan, Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Dalam Negeri, BPH Migas, Pemerintah Daerah, Peternak, dan operator kapal menyamakan persepsi guna menghasilkan embrio-embrio kebijakan dalam penyelenggaraan pelayaran angkutan ternak yang lebih tepat sasaran.

Wisnu Wardana, Kabag Organisasi dan Humas Ditjen Hubla Kemenhub dalam keterangan persnya di Jakarta, Kamis (25/8/2022) menyebutkan dalam kegiatan Rapat Koordinasi Teknis Penyelenggaraan Kewajiban Pelayanan Publik untuk Angkutan Ternak Tahun 2022 yang mengangkat tema “Optimalisasi layanan Tol Laut Angkutan Khusus Ternak untuk Mendukung Swasembada Daging Nasional di Masa Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).

“Mengantisipasi dan memutus wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang tengah melanda hewan-hewan ternak di Indonesia, Kementerian Perhubungan terus berupaya untuk mendukung swasembada daging Nasional dengan mengoptimalisasi layanan Tol Laut Angkutan Khusus Ternak,” ujar Kasubdit Angkutan Laut Khusus dan Usaha Jasa Terkait, Capt. Pujo Kurnianto saat menyampaikan laporan penyelenggaraan kegiatan di Hotel JW Marriot Surabaya, Kamis (25/8/2022) berlangsung selama dua hari.

Menurutnya, kegiatan ini diselenggarakan dengan tujuan untuk menyamakan persepsi dan kesatuan pandangan. “Diharapkan melalui pertemuan ini dapat diperoleh masukan dari berbagai pihak terkait dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan,” tandas Capt. Pujo.

Tujuan akhirnya, tambah Capt. Pujo, tentu memperlancar arus distribusi ternak melalui angkutan laut dengan memperhatikan prinsip animal welfare di masa wabah Penyakit Mulut dan Kuku.

Sementara itu, Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut, Capt. Hendri Ginting saat membuka Rakornis mengungkapkan sejak diluncurkan pada tahun 2015, program Tol Laut dan Angkutan Laut Khusus Ternak terus mengalami peningkatan dan perkembangan, baik dari segi trayek, jumlah muatan, maupun kapasitas.

Hal ini, menurut Capt. Ginting disebabkan karena semakin meningkatnya kebutuhan pangan di dalam negeri, yang mana salah satunya adalah kebutuhan akan daging, maka sudah sepatutnyalah pemerintah menyelenggarakan angkutan khusus ternak di dalam negeri.

Kapal khusus angkutan ternak sendiri, tambahnya, merupakan salah satu sub sistem dari sistem angkutan laut nasional, diselenggarakan oleh Pemerintah, dengan memberikan subsidi operasi kepada armada kapal khusus angkutan ternak dari dana APBN, yang disalurkan pada setiap tahun anggaran melalui DIPA. (Yus)