Dialog Kebangsaan Cegah Politik identitas di Yogyakarta

by
Dialog kebangsaan. (Foto: Ist)

GEREJA Kristus Raja Baciro Yogyakarta menggelar Dialog Kebangsaan Memperingati HUT Kemerdekaan ke-77 RI, Jumat (20/8) malam. Dialog lintas iman ini mengangkat tema Harmony in Diversity.Uskup Agung Semarang Mgr Robertus Rubiyatmoko menyampaikan materi tentang cara berbangsa-bertanah air yang baik agar bisa mewarnai kemerdekaan. Empat pilar kebangsaan, yakni Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika yang menjadi amanat para pendiri bangsa harus terus dijaga dalam membangun bangsa. Keberagaman yang ada, kata dia, jangan menjadi hal yang memecah belah, tetapi menjadi hal yang menguatkan.

“Manusia dilahirkan dalam keberagaman. Keberagaman merupakan kekayaan dan anugerah yang harus disyukuri karena memberi warna bagi Indonesia.”
Dalam dialog yang diikuti sekitar 300 peserta dan disiarkan secara Daring tersebut, Rubiyatmoko mengajak masyarakat untuk menciptakan keharmonisan dalam keberagaman yang ada.

Politik ldentitas

Sementara itu, Rektor Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta Prof Al Makin menyampaikan, dialog kebangsaan merupakan hal penting yang harus sering dilakukan untuk mencegah berkembangnya politik identitas. Pasalnya, sejatinya fondasi bangsa Indonesia adalah kebhinekaan atau keberagaman.

“Kita harus bersyukur dan kita harus membiasakan lagi dialog-dialog seperti ini,” ujar dia.

Ia pun mengingatkan, tidak lama lagi, pada 2024, Indonesia akan menggelar Pemilu serentak. Untuk mencegah politik identitas, semua lapisan harus mendukung terus dialog persatuan dan keberagaman.Kesadaran akan bhineka tunggal ika harus dipupuk terus dengan bersemangat agar tidak tumbuh kebencian, ekslusifisme, dan fanatisme di tengah masyarakat.

Pada kesempatan yang sama Kepala Badan Intelijen Negara Daerah Istimewa Yogyakarta Brigjen Andry Wibowo menegaskan, konstruksi harmoni adalah modal sosial paling utama setiap bangsa untuk mampu melaksanakan kegiatan pembangunan.

“Tanpa harmoni, yang kita cita-citakan tidak mungkin bisa tercapai. Mari menciptakan sosial masyarkat yang kondusif dan tidak terpecah-terpecah dalam pesta demokrasi 2024 yang akan dihadapi. (nico)