Komisi II DPRD NTT Apresiasi Ketua Dekranasda NTT

by
Komisi II DPRD NTT saat melakukan kunjungan kerja di Dekranasda NTT. FOTO: iir

BERITABUANA.CO, KUPANG — Komisi II DPRD Provinsi NTT memberikan apresiasi kepada Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) NTT, Julie Sutrisno Laiskodat, atas inovasi yang dibangunnya.

“Saya sangat apresiasi apa yang sudah dilakukan Julie Laiskodat, sehingga Dekranasda NTT menjadi yang terbaik di Indonesia,” tegas anggota Komisi II DPRD NTT, Maria Nuban Saku saat melakukan kunjungan ke Kantor Dekranasda NTT, Sabtu (12/8/2022)

Disamping itu, jelas Maria Nuban, Julie Laiskodat juga memberdayakan bukan hanya ibu-ibu tapi juga putra-putri NTT, mengantarkan sampai ke luar negeri, membawa nama Indonesia khususnya Provinsi NTT.

“Mereka bukan hanya dibekali keahlian khusus saja, tapi berbagai keahlian lain seperti menguasai bahasa Inggris, sehingga bisa nembus hingga mancanegara,” papar Maria Nuban.

Dihadapan Komisi II DPRD Provinsi NTT, Ketua Dekranasda NTT, Julie Laiskodat mengutarakan bahwa, mereka yang belajar menenun di Dekranasda selalu diberikan peralatan tenun dan benang, yang sesuai dengan standar, yakni tidak luntur dan lebih halus.

“Setelah mereka mahir, kita berikan modal peralatan tenun dan benang agar mereka bisa menenun di rumah, yang mana hasil tenunannya kita beli semua, dan uang hasil penjualan bisa mereka putar lagi, sehingga mereka menjadi wirausaha tenun,” jelas Julie Laiskodat.

Diakui Julie Laiskodat, para ibu penenun yang ada disini, akan mewakili Provinsi NTT ke Swiss pada akhir Agustus mendatang, untuk melakukan demo tenun yang baik.

“Mereka pernah kita ajak ke Belanda untuk demonstrasi menenun, dan pernah juga ke Equador, karena budaya disana juga tenunan,” ujar Julie Laiskodat.

Julie Laiskodat menjelaskan bahwa sekitar 400 tahun yang lalu, masyarakat Equador mulai belajar tenun dari Indonesia, khususnya NTT, mereka bukan hanya belajar tentang motif saja, tapi juga dasar pencelupan yang benar.

“Saya juga tidak mau Kota Kupang hanya sebagai tempat transit, tapi saya mau Kota Kupang jadi mini NTT. mereka tidak sempat atau buta tentang kabupaten yang lain, mereka bisa datang kesini sehingga tahu obyek-obyek wisata lewat stand-stand yang ada, dan bisa mengetahui apa yang menjadi daya tarik mereka, lalu akan pergi ke Kabupaten tersebut,” tandasnya.

Menurut Julie Laiskodat, lantai dua gedung Dekranasda ini bukan berfungsi sebagai toko atau tempat jualan, tapi untuk mengetahui budaya dan pariwisata kabupaten yang ada di NTT.

“Kami buka 365 hari dari jam 08.00 – 21.00 WITA, pegawainya merupakan tenaga honorer Disperindag NTT, dan tugasnya diatur secara profesional, dengan membagi shift. Security 24 Jam,” ungkap Julie Laiskodat.

Menurutnya, atas izin Disperindag, untuk tenaga honorer diseleksi oleh Dekranasda NTT, karena syarat selain harus sarjana juga fasih berbahasa Inggris, sehingga saat wisatawan asing datang, mereka bisa berkomunikasi dengan baik dalam menjelaskan segala sesuatu yang ada di Dekranasda.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Dekranasda Kabupaten Manggarai, Meldyanti Hagur Nabit menjelaskan, kehadiran dirinya dengan beberapa staf untuk belajar dari Dekranasda NTT.

“Dekranasda NTT bukan hanya contoh bagi Dekranasda kabupaten/kota di NTT, tapi juga Dekranasda seluruh Indonesia. Jadi kami ingin Dekranasda Kabupaten Manggarai, seperti Dekranasda NTT,” ujarnya. (iir)