Ini Alasan Pengamat PDI P Bisa Hattrick di 2024

by
Jeirry Sumampouw, pengamat.

BERITABUANA.CO, JAKARTA — Pengamat politik pemilu Jeirry Sumampow melihat target yang dicanangkan PDI Perjuangan untuk menang lagi pada pemilu 2024 tidak berlebihan. Setidaknya, kemenangan yang mau diraih itu karena PDI P sebagai partai politik paling solid dan relatif terkonsolidasi saat ini, dibanding partai lainnya.

“Saya agak yakin PDI P akan hattrick dalam pemilu 2024,”kata Jeirry yang dihubungi Selasa (2/8/2022) menanggapi komitmen PDI P untuk menang hattrick atau menang tiga kali berturut-turut.

Kemenangan untuk ketiga kali ini disebut Sekjen DPP PDI P Hasto Kristiyanto dan Ketua DPP PDI P Bidang Pemenang Pemilu Bambang Wuryanto atas perintah Megawati Soekarnoputri.

Seperti diketahui, pada pemilu 2014 dan pemilu 2019, PDI P berhasil menjadi partai pemenang pemilu. Begitu juga dalam pilpres pada dua kali pemilu tersebut, capres yang diusung PDI P tampil sebagai pemenang.

Meski ada riak-riak internal, kata Jeirry melanjutkan alasannya, kondisi di tubuh PDI P masih terkendali. Begitu juga kerja-kerja mereka ditingkat basis, masih berjalan dan hasilnya dirasakan masyarakat.
Begitu juga, keberhasilan Presiden RI Jokowi, menurut Jeirry dianggap ada peran PDI P di dalamnya.

“Jadi kerja kerja Presiden Jokowi, secara umum, dipersepsikan publik sebagai semacam kerja PDI P juga,” ujarnya.

Lebih penting lagi, Koordinator Pemilih Indonesia (TePI) ini melihat, hattrick PDI P ini tidak lepas karena pemilih kita sekarang agak jenuh. Tak ada isu atau gagasan baru yang membuat pemilih bergairah. Tentu saja hal ini akan membuat pola dan sikap pemilih lebih statis dalam Pemilu nanti.

“Sehingga akan cenderung memilih yang lama dan yang dipandang paling berpeluang menang,” sebut dia.

Alasan lain yang mengantarkan PDI P bisa menang lagi pada Pemilu 2024 menurut Jeirry adalah polarisasi politik pun cenderung statis dan tak berkembang. Kata dia, hanya bergerak di dua kutub, politik kebangsaan dan politik identitas (agama)..

Sementara menurut Jeirry, pemilih kita sudah bosan dengan polarisasi politik seperti itu, sebab tak produktif. Tapi tak ada pilihan baru yang ditawarkan oleh para partai dan elit politik.

“Menurut saya, situasi ini menguntungkan PDI P. Makin kuat politik identitas dimainkan, maka akan makin menguntungkan PDI P. Sebab sebagian besar pemilih Indonesia tak simpatik dengan politik identitas itu. Dan jika mereka merasa ada ancaman terkait politik identitas itu, maka secara politik mereka akan merapat ke kubu nasionalis, dalam hal ini PDI P yang dalam hitungan mereka bisa menang,” terang Jeirry. Sebab bagi mereka sambung dia, hal ini pertaruhan eksistensi Indonesia masa depan.

Terkait adanya kader PDI P yang tersandung kasus-kasus hukum seperti terlibat korupsi, menurut Jeirry tidak begitu signifikan pengaruhnya dalam meraih suara rakyat. Memang hal itu tentu variabel yang bisa membuat elektabilitas PDI P tergerus.

“Tapi masalahnya adalah situasi yang sama juga menimpa semua partai lain. Jadi memang pemilih dihadapkan pada pilihan sulit, sebab tak ada partai yang sungguh ‘ideal’ saat ini,” pungkasnya. (Asim).