Fahri Nilai Pernyataan HRS Soal Pembebasannya Bukan dari Parpol Bentuk Penegasan

by
durasi, fahri
Wakil Ketua Umum DPN Partai Gelora Indonesia, Fahri Hamzah. (Foto: Jimmy)

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Wakil Ketua Umum DPN Partai Gelora Indonesia, Fahri Hamzah menilai pernyataan eks pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab soal pembebasan bersyaratnya bukan dari partai politik atau kekuatan politik, merupakan bentuk penegasan.
Menurut Fahri, pernyataan itu menandakan Habib Rizieq ingin menjadi rekonsiliator bagi kekuatan umat dan bangsa.

“Menurut saya itu adalah penegasan dan keinginan dari Habib Rizieq bahwa dia ingin berada di tengah sebagai rekonsiliator bagi kekuatan-kekuatan umat dan bangsa kita,” kata Fahri dalam diskusi bertajuk ‘Pembebasan HRS dan Masa Depan Keadilan Indonesia’ secara virtual, Jumat (22/7/2022).

Karena itu, lanjut Fahri, pernyataan yang dilontarkan Habib Rizieq usai bebas bersyarat harus dijadikan momentum penting untuk rekonsiliasi.

“Inilah yang harus kita tangkap, bagaimana kita menjadikan momentum terpenting bagi bangsa itu adalah rekonsiliasi,” ujarnya.

Lantas mantan Wakil Ketua DPR RI ini menyinggung rekonsiliasi Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto usai Pilpres 2019. Ketika itu dirinya salah satu orang yang mengusulkan rekonsiliasi antara dua tokoh tersebut untuk mengakhiri konflik dan perpecahan pasca dua kali Pemilu.

“Dulu waktu pak Jokowi memulai periode kedua, kami termasuk yang mengusulkan kepada beliau agar mengakhiri konflik dan perpecahan akibat dua kali pemilu yang memaksakan jidatnya cuman dua, sehingga mengajukan ide rekonsiliasi,” tutur dia.

Namun ia melihat ide rekonsiliasi tidak terjadi dalam kasus Habib Rizieq ketika itu. Menurutnya, seharusnya Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno kala itu dapat menjadi aktor rekonsiliator yang meyakinkan pemerintah bahwa tak perlu menjadikan Habib Rizieq sebagai musuh yang dipersonalisasi berlebihan.

“Paling tidak, dalam kasus HRS mereka tidak bisa meyakinkan pemerintah, bahwa tidak perlu menjadikan Habib Rizieq sebagai musuh, yang dipersonalisasi secara berlebihan. Sehingga, kegagalan rekonsiliasi masa lalu antara Habib Rizieq dan pemerintah tak boleh terulang kembali. Ia berharap ada upaya menghadirkan rekonsiliasi usai bebas bersyaratnya Habib Rizieq,” kata politisi asal Nusa Tenggara Barat (NTB) ini. (Ery)