Pembatasan Kuota Pengunjung TNK Demi Kelestarian Komodo

by
Wagub NTT, Josef Nae Soi usai pertemuan dengan jajaran Kementerian Lingkungan Hidup dan Kebersihan,(LHK). (Foto: ist)

BERITABUANA.CO, KUPANG – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) menekankan pentingnya pemberlakukan pembatasan kuota pengunjung di Taman Nasional Komodo (TNK), demi menjaga kelestarian populasi biawak komodo.

Siaran pers Humas Provinsi NTT, Selasa (28/6/2022) menjelaskan, Wakil Menteri LHK, Alue Dohong mengatakan bahwa pengaturan pengunjung dengan sistem kuota pengunjung ini, tentunya dimaksudkan untuk meminimalisir dampak negatif kegiatan wisata alam, terhadap kelestarian populasi biawak Komodo dan satwa liar lainnya.

“Juga untuk mempertahankan kelestarian ekosistem di Pulau Komodo dan Pulau Padar pada khususnya, serta untuk menjaga kenyamanan dan keamanan pengunjung serta petugas selama beraktivitas di TNK,” tandas Alue Dohong.

Dijelaskan Alue Dohong menegaskan untuk mengetahui batas maksimal pengunjung, diperlukan kajian Daya Dukung Daya Tampung Wisata (DD DTW) di TNK, sebagai dasar penentuan kuota.

“Melalui Balai Taman Nasional Komodo (BTNK) telah melaksanakan DDDTW berbasis jasa ekosistem di Pulau Komodo dan Pulau Padar,” aku Alue Dohong.

Dikatakan Alue Dohong, hasil kajian DDDTW merekomendasikan bahwa jumlah pengunjung ideal per tahun ke Pulau Komodo adalah 219.000 wisatawan, dan ke Pulau Padar mencapai 39.420 wisatawan atau sekitar 100 orang per waktu kunjungan.

“Hasil kajian tersebut menunjukan jumlah yang hampir sama dengan tingkat kunjungan pada tahun 2019 (yaitu 221.000 orang) untuk di Pulau Komodo, sedangkan di Pulau Padar selama ini Balai TNK telah menerapkan kebijakan kunjungan 100 orang per waktu kunjungan, dimana dalam 1 hari terdapat 3 waktu kunjungan,” tandasnya.

Selaras dengan hal itu, Wakil Gubernur NTT, Josef Nae Soi menyampaikan bahwa Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTT mendukung pelaksanaan pembatasan pengunjung, dengan sistem digitalisasi manajemen pengunjung, dengan mengimplementasikan program Experimentalist Valuing Environment (EVE).

“Melalui program EVE, biaya yang dikeluarkan oleh pengunjung tidak hanya diperuntukkan untuk biaya perjalanan dan biaya-biaya lainnya di TNK dan Labuan Bajo (transportasi darat/bandara/pelabuhan), namun juga dapat berkontribusi dalam upaya konservasi/pelestarian komodo serta pemberdayaan masyarakat di sekitar Taman Nasional Komodo,” kata Josef Nae Soi. (iir)