Ketua MPR RI Katakan, Perlunya Perencanaan Jangka Panjang dan Berkesinambungan Atasi ‘Rabun Politik’

by
Ketua MPR
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo sedang memukul gong tanda dimulainya sarasehan Pancasila. (Foto: Asim)

BERITABUANA.CO, JAKARTA — Ketua MPR RI Bambang Soesatyo menegaskan, Indonesia memerlukan perencanaan jangka panjang secara berkesinambungan dalam menyikapi berbagai perkembangan dan tantangan global dewasa ini. ‘Rabun politik’ dan orientasi jangka pendek harus ditinggalkan.

“Karena itu lah dia mengingatkan perlunya perencanaan jangka panjang secara berkesinambungan,” kata Bamsoet sapaan politisi Golkar ini saat memberi sambutan dalam acara Sarasehan Pancasila bertema ‘Pancasila Sebagai Dasar Filsafat Negara dan Relevansinya Dalam Kehidupan Bersama’ di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (2/6/2022).

Menurut Bamsot, menghadirkan Pokok-Pokok Haluan Negara atau PPHN yang dirintis oleh MPR RI, adalah dalam rangka menjamin kesinambungan dan keterpaduan pembangunan antar periode kepemimpinan tanpa bergantung pada momen elektoral.

“Substansi Pokok-Pokok Haluan Negara mencoba mengaktualisasikan Pancasila ke dalam kerangka operatif dengan cara mempertemukan nilai-nilai luhur falsafah bangsa dengan aturan dasar yang diatur dalam konstitusi,” sebut seraya menambahkan, PPHN dengan paradigma Pancasila ini akan menjadi arahan dalam pencapaian tujuan bernegara, yakni mewujudkan Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat adil dan makmur.

Diawal sambutannya, Bamsoet mengatakan, seiiring dengan kompleksitas dinamika zaman, maka kesadaran kolektif untuk menjaga komitmen kesatuan dalam hidup berbangsa menjadi kian penting dan mendesak. Karena menjadi Indonesia yang bersatu, merupakan syarat utama untuk memenangkan persaingan global yang hari ini makin kencang.

“Menyongsong Indonesia emas tahun 2045, kita tentu akan dihadapkan pada banyak perubahan, baik yang menghadirkan peluang maupun tantangan,” imbuhnya.

Selanjutnya kata mantan Ketua DPR RI ini, pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dan derasnya arus globalisasi, menempatkan pembangunan nasional pada posisi yang semakin terhubung dengan realitas global. Belum lagi landscape ideologi politik dan ekonomi global saat ini disebut Bamsoet, penuh dengan disrupsi dan penuh dengan kompetisi, dan persaingan akan semakin tajam dan memanas, ditambah antar negara berebut investasi, dan teknologi, berebut pasar dan berebut sumber daya manusia unggul, yang bisa membawa kemajuan bagi negaranya.

“Dunia tidak semata sedang berubah tetapi sedang terdisrupsi,” katanya mengingatkan.

Dalam era distribusi yang penuh dengan ketidakpastian sambung Bambang, maka kemapanan bisa saja dan tidak mungkin bisa saja terjadi.

“Jenis pekerjaan bisa berubah setiap saat, banyak jenis pekerjaan yang hilang, tetapi makin banyak pula jenis pekerjaan baru yang tambah Bamsoet.

Diingatkan lagi, munculnya berbagai kecenderungan baru perkara global dengan daya dorong besar tersebut, menuntut watak politik yang lebih antisipatif, dengan perencanaan pembangunan berjangka panjang. (Asim)