Pengamat Ingatkan Perjuangan Berat Parpol untuk Lolos Peserta Pemilu 2024

by
Ujang Komarudin, peneliti dari Universitas Al Azhar Indonesia. (Foto: Jimmy)

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Setidaknya ada 10 partai politik (Parpol) baru yang ingin berlomba pada pemilihan umum (Pemilu) 2024. Di antara partai baru tersebut, tercatat ada beberapa partai yang tokohnya hengkang dan kemudian mendirikan partai politik.

Namun, pengamat politik Ujang Komarudin saat menjawab beritabuana.co, Selasa (17/5/2022( mengatakan, bukan hal enteng bagi partai baru ini untuk terdaftar sebagai peserta pemilu apalagi bisa lolos ke Senayan atau ke DPR RI.

Menurut Ujang, sebelum lolos ke Senayan, perjuangan berat yang harus ditempuh oleh partai-partai baru adalah bisa menjadi peserta Pemilu dulu.

“Jadi, berjuang agar bisa lolos menjadi peserta Pemilu di 2024 . Kalau tak lolos, otomatis tak bisa ke Senayan jika partainya saja tak lolos menjadi peserta Pemilu 2024. Dan untuk menjadi peserta Pemilu tidaklah mudah,” katanya.

Jika berkaca pada Pilpres 2019 yang lalu, tambah Ujang, ada banyak partai-baru yang lolos menjadi peserta Pemilu di 2019, tapi nyatanya banyak yang lolos atau gagal masuk Senayan. Partai Hanura yang sebelumnya sudah di Senayan pun, tumbang dan tak lolos lewat Pemilu 2019 yang lalu.

Oleh karena itu, Dosen Universitas Al Azhar Indonesia ini memperkirakan, nasib partai-partai baru ini pun kelihatannya tak akan jauh berbeda dengan pengalaman Pemilu 2019.

“Sulit untuk bisa tembus Senayan. Karena persyaratannya, parliament threshold, masih sama, harus dapat 4 persen,” ucap Ujang.

Ditanya soal kehadiran Partai Gelora Indonesia, Partai Ummat, Partai Pelita dan Partai Kebangkitan Nusantara (PKN), Ujang menyatakan bisa saja menjadi ancaman atau tidak bagi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Persatuan Pembangunan (PPP) serta bagi Partai Demokrat.

“Bisa menjadi ancaman dan bisa juga tidak. Jika partai-partai baru tersebut bisa mengambil suara dari grass root atau pemilih partai sebelumnya, maka bisa jadi ancaman. Namun jika partai-partai lama yang pecah itu makin solid, maka partai-partai barunya akan sulit juga bisa bersaing,” imbuhnya.

Sebab katanya menambahkan, dalam dunia politik, apa pun bisa terjadi, tetapi yang penting usaha maksimal itu bagaimana mereka bisa menjadi peserta Pemilu dan juga bisa lolos ke Senayan.

Seperti diketahui, Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia didirikan oleh sejumlah tokoh PKS, seperti Anies Matta dan Fahri Hamzah. Sedang Partai Ummat didirikan oleh pendiri PAN, yang menjadi Ketua Majelis Syuro Partai Ummat, yaitu Amien Rais.

Sementara PKN didirikan oleh loyalis mantan Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum. PKN di pimpin Gede Pasek Suardika, yang pernah menjadi Sekjen DPP Partai Hanura. Sedang Partai Pelita didirikan mantan Ketua Umum Muhammadiyah, Din Syamsuddin.

Partai politik tersebut merupakan partai-partai baru yang bermunculan menjelang Pemilu 2024. Masih ada beberapa partai baru seperti Partai Rakyat, Prima dan Partai Buruh yang sudah di deklarasikan dan telah mengantongi Surat Keputusan (SK) pengesahan Badan Hukum dari Kementerian Hukum dan HAM RI. Semuanya siap berlaga di pemilu 2024 jika lolos verifikasi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU). (Asim)