12 OKP Nasional dan Lokal Ikut Diskusi Simpatisan Jeriko

by
30 Peserta dari 12 OKP ikut diskusi yang digelar Simpatisan Jeriko

BERITABUANA.CO, KUPANG – Sebanyak 12 Organisasi Kemasyarakatan dan Pemuda (OKP) nasional dan lokal, mengikuti diskusi yang digelar oleh Simpatisan Jeriko.

Melaui siaran pers, Minggu (27/2/2022) dijelaskan pada diskusi yang digelar di Teras Petuk, Sabtu (26/2/2022) diikuti oleh 30 peserta, yang merupakan keterwakilan dari 12 OKP nasional dan lokal, yang merupakan organisasi mahasiswa dari berbagai Kabupaten/kota di NTT, untuk membahas tentang partai politik dan praktek buruk demokrasi yang dilakukan Partai Demokrat.

Koordinator Simpatisan Jeriko, Herison Arianto Kore pimpin langsung diskusi tersebut menyampaikan, kegiatan ini merupakan langkah awal menyatukan persepsi, tentang fenomena praktek buruk demokrasi yang dilakukan partai politik terhadap Jeriko, sapaan Walikota Kupang.

“Alasan kami mengagendakan pertemuan dengan aktivis mahasiswa, karena mahasiswa adalah salah satu penggerak demokrasi, yang belajar berorganisasi,” ujar Herison Kore.

Disamping itu, tambah Herison Kore, ingin bertemu dengan teman-teman, karena percaya bahwa para anggota di di OKP belajar tentang berorganisasi, dan di dalam organisasi belajar tentang demokrasi.

“Kami juga sangat ingin bertukar pikiran, sehingga kita bisa menemukan satu titik untuk sepakat bersama-sama, memperjuangkan keadilan dalam tatanan hidup berdemokrasi,” tegas Herison Kore.

Mantan Ketua BEM Unflor ini juga menyampaikan bahwa, persoalan dalam pelaksanaan Musda Partai Demokrat NTT pada tanggal 15 Oktober 2021 di Hotel Aston diikuti oleh dua calon, yakni Jefri Riwu Kore (Jeriko) dan Leonardus Lelo, Musda ini dimenangkan Jefri Riwu Kore (Jeriko) dengan keunggulan 12-11, namun pada tanggal 5 januari 2022, DPP Partai Demokrat mengumumkan Leo Lelo sebagai Ketua DPD Demokrat NTT melalui Video Call.

“Hal ini merupakan sebuah kejanggalan berdemokrasi, karena Partai Demokrat mengumumkan seseorang yang kalah sebagai ketua, oleh sebab itu, Simpatisan Jeriko menegaskan bahwa praktek buruk demokrasi seperti ini tidak boleh dibiarkan begitu saja, karena akan merusak tatanan hidup berdemokrasi di masa depan,” tegasnya.

Salah satu mahasiswa Jurusan Ilmu Politik Undana, Dedy mengemukakan bahwa, mekanisme berdemokrasi di Indonesia hanya ada dua hal, yakni musyawarah mufakat, jika tetap tidak ada titik temu maka hasil akhirnya adalah votting, dalam kronologis yang terjadi, Jeriko melalui semua tahapan ini dan memenangkan hasil Musda, di sini ada sesuatu pola komunikasi yang buruk dalam demokrasi, oleh sebab itu harus ada saluran komunikasi yang dibuka untuk menjelaskan persoalan ini,

“Saluran komunikasi ini, bisa dilakukan jika Ketua Umum Demokrat membuka diri untuk menjelaskan persoalan ini, kalau tidak ini akan menjadi polemik panjang,” ujarnya.

Diskusi yang berlangsung sekitar tiga jam tersebut, melahirkan beberapa rekomendasi dukungan terhadap perjuangan Simpatisan Jeriko melawan praktek buruk demokrasi, yang dilakukan Partai Demokrat, di antaranya aktivis mahasiswa dari berbagai OKP yang tergabung dalam diskusi tersebut mendukung penuh perjuangan Simpatisan Jeriko, akan mengawal proses perjuangan tersebut dengan berbagai macam varian aksi yang akan dilakukan, baik itu dialog ataupun turun ke jalan melakukan aksi damai.

Diakhir diskusi, Herison menyampaikan apresiasi atas partisipasi para aktivis mahasiswa, yang bahkan telah rela memberi diri untuk terus berjuang bersama Simpatisan Jeriko, melawan praktek buruk demokrasi, dan upaya pembunuhan karakter seorang pemimpin yang dilakukan oleh Partai Demokrat. (iir)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *