Lieus Apresiasi La Nyalla Ajak Eks Napi Terorisme Berbuat untuk Bangsa

by
Ilustrasi

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Aktivis Tionghoa Lieus Sungkharisma mengapresiasi kebijakan Ketua DPD RI La Nyalla Mahmud Mattalitti yang menemui eks narapidana (Napi) terorisme di sela-sela reses di Jawa Timur.

Menurut Lieus, kebijakan La Nyalla tersebut menunjukkan kalau mantan ketua umum PSSI itu merupakan tipe pemimpin yang merangkul dan mengayomi semua kalangan demi terciptanya kejayaan bangsa.

“Kalau kita bicara tentang eks Napi, image dan persepsi orang pasti sudah kemana-mana, karena kata “Napi” mengandung makna yang kurang baik, yakni sesuatu yang terkait dengan kejahatan. Apalagi kalau yang ditemui adalah eks Napi terorisme,” kata Lieus di Jakarta, Minggu (20/2/2022).

Namun, menurut koordinator Komunitas Tionghoa Anti-Korupsi (KomTak) ini melihat, La Nyalla agaknya tidak peduli dengan persepsi atau pendapat orang, karena dia memiliki niat baik, yakni ingin memberdayakan para eks Napi terorisme agar mereka tidak lagi melakukan hal-hal yang merugikan orang lain, termasuk agamanya (Islam), dan sebaliknya, berbuat demi bangsa, negara dan juga kepentingan masyarakat.

“Ini yang saya puji dari La Nyalla, dan sangat jelas bahwa dalam darahnya juga mengalir jiwa nasionalis yang amat kental. Saya salut,” kata Lieus sambil mengatakan bahwa dia memberi dua jempol untuk La Nyalla.

La Nyalla menemui eks Napi terorisme di kantor Kadin Jawa Timur.  Ada delapan eks Napi terorisme yang hadir dalam kesempatan tersebut, yakni Parippung Dhani (kasus Mujahiddin Indonesia Timur Poso), Eko Kristanto (penyerangan polisi di Lamongan), Imam Bahri (bom Surabaya 2018), Suhendrik (pegiat Medsos terorisme), M Muhiddin (pejuang Suriah), Priyo Hadi Purnomo (peledakan serentak kantor polisi di Surabaya pada 2016), Arif Fatoni (pejuang Suriah) dan Miftachul Munif (Amir JAD Surabaya).

Kepada kedelapan eks Napi terorisme itu, La Nyalla berpesan agar mereka berbakti kepada bangsa dan negara, serta membela kepentingan rakyat.

“Kalian dihukum karena memang tindakan kalian keliru. Ada hikmah yang bisa kita petik dari peristiwa kalian. Sekarang saatnya kalian berbakti bagi bangsa dan negara. Salah satunya dengan membela kepentingan rakyat,” katanya.

Mantan ketua umum PSSI yang juga mantan ketua Kadin Jawa Timur ini mengakui, ia selalu memposisikan diri pada kebenaran dan keberpihakan untuk rakyat. Dan kebenaran, menurut dia, bisa disalahkan, tetapi tak bisa dikalahkan.

“Komitmen saya adalah keberpihakan pada kebenaran,” tegas La Nyalla.

Senator asal Jawa Timur itu mengungkap kalau Indonesia saat ini menghadapi sejumlah masalah. Untuk itu, ia mengajak eks Napi terorisme untuk ikut ambil bagian dalam membangun bangsa.

“Jangan lagi kalian berkecimpung dalam kegiatan terorisme. Berjuang itu boleh, (tetapi) di jalan kebenaran. Allah akan mencatat nama kita ketika kita berjuang untuk kepentingan rakyat,” tegasnya.

Dalam kesempatan ini, La Nyalla memaparkan kinerjanya sebagai Ketua DPD RI. Ia juga menjelaskan fungsi DPD RI dalam mengawal kepentingan rakyat.

“DPD RI memiliki fungsi pengawasan. Maka, saya tak mau main-main dalam melakukan pengawasan. Kita harus bekerja dari hati untuk rakyat. Ini yang namanya berjuang atas nama Allah, bukan jadi teroris,” jelasnya.

La Nyalla mengingatkan bahwa eks Napi terorisme juga tetap bisa berkontribusi dengan baik untuk bangsa dan negara, dan ia berniat untuk memberdayakan mereka sesuai bidang dan keahliannya, demi ikut membangun bangsa.

“Keahlian kalian jangan lagi dipakai untuk ngebom, tapi untuk membangun bangsa dan negara. Saya siap fasilitasi,” katanya.

Meski demikian, La Nyalla mengatakan, sebelum rencana itu dilaksanakan, ia ingin para eks Napi terorisme itu terlebih dahulu mengikuti pelatihan di Kadin Institute, dan setelah baru akan ia fasilitasi untuk pembukaan usaha.

Pendamping eks Napi terorisme, Sofi, menjelaskan, kedelapan eks Napi terorisme yang hadir dalam pertemuan dengan La Nyalla ini tinggal tersebar di wilayah Surabaya dan Sidoarjo.

“Di seluruh Jawa Timur ada 180 eks narapidana terorisme, tetapi yang sudah kembali ke pangkuan NKRI sebanyak 160 orang, termasuk mereka ini,” katanya.

Para eks Napi terorisme ini tergabung dalam sebuah yayasan bernama Fajar Ikhwan Sejahtera, hasil kerja sama dengan PT Perhutani di Pacet.

“Para eks narapidana ini menanam kopi di sana. Kami ada lahan seluas 58 hektar dan memiliki 50 ribu bibit kopi, tapi baru ditanam 7-8 ribu bibit,” katanya. (Kds)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *